<p>Ilustrasi baterai listrik kendaraan mobil / Pixabay</p>
Korporasi

Bangun Perusahaan Patungan Rp40 Miliar, Indika Energy Rambah Bisnis Kendaraan Listrik

  • Emiten tambang PT Indika Energy Tbk (INDY) merambah bisnis kendaraan listrik dengan mendirikan perusahaan patungan bernama PT Electra Mobilitas Indonesia (EMI). Perusahaan ini dibentuk bersama entitas anak usaha perseroan, PT Indika Energy Infrastructure, pada 5 April 2021.

Korporasi
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Emiten tambang PT Indika Energy Tbk (INDY) merambah bisnis kendaraan listrik dengan mendirikan perusahaan patungan bernama PT Electra Mobilitas Indonesia (EMI). Perusahaan ini dibentuk bersama entitas anak usaha perseroan, PT Indika Energy Infrastructure, pada 5 April 2021.

Sekretaris Perusahaan Indika Energy, Adi Pramono menyatakan pendirian perusahaan tersebut ditujukan untuk melakukan perdagangan besar suku cadang sepeda motor dan mobil beserta dengan aksesorisnya. Kedua, EMI juga bakal menjalankan bisnis jasa konsultasi manajemen.

“Pendirian EMI tersebut telah dinyatakan dalam Akta Pendirian No. 03 tertanggal 5 April 2021 yang dan telah mendapat pengesahan sebagai badan hukum oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia,” ujarnya melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis 8 April 2021.

Nilai total investasi perusahaan patungan tersebut sebesar Rp40 miliar. Adapun struktur kepemilikan modal EMI yakni Rp39.999.000.000 berasal dari INDY dengan porsi saham 99,9975% dan Rp1 juta dari Indika Energy Infrastructure atau setara dengan 0,0025% kepemilikan saham.

“Penyertaan saham Perseroan dalam EMI merupakan langkah perseroan untuk melakukan ekspansi usaha ke sektor kendaraan listrik di Indonesia,” tambah Adi.

Melansir data RTI, saham INDY menguat 4,44% ke level harga Rp1.530 per lembar saham pada penutupan perdagangan Kamis, 8 April 2021. Dalam sehari, saham INDY ditransaksikan sebanyak 3.285 kali dengan nilai Rp22,77 miliar.

Sebagai informasi tambahan, INDY mencatat rugi bersih sebesar US$103,45 juta atau setara Rp1,49 triliun (asumsi kurs Rp14.400 per dolar AS) sepanjang pandemi 2020.

Angka ini berbanding terbalik dari capaian tahun sebelumnya, di mana perseroan membukukan laba bersih hingga US$4,99 juta atau sekitar Rp71,89 miliar. (RCS)