<p>emite pertambangan nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO) / Vale.com</p>
Korporasi

Bangun Smelter Pomalaa Tahun Depan, Vale Indonesia (INCO) Siap Pasok Bahan Baku Kendaraan Listrik

  • Presiden Direktur sekaligus CEO Vale Indonesia, Febriany Eddy mengatakan bahwa smelter Pomalaa akan memproduksi mixed sulphide precipitate (MSP) yang menjadi salah satu komponen pembuatan baterai kendaraan listrik.
Korporasi
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menyampaikan berbagai rencana pengembangan dalam menghadapi kompetisi industri nikel ke depan. Di antaranya adalah dengan menyiapkan fasilitas produksi nikel untuk bahan baku kendaraan listrik.

Chief Development Officer Vale Indonesia, Dani Widjaja mengungkapkan bahwa saat ini perseroan hanya memiliki satu fasilitas pengolahan nikel saprolit yang telah beroperasi, yakni Sorowako yang berlokasi di Sulawesi Selatan.

Sementara itu, perseroan berencana membangun dua pabrik lain, yakni Pomalaa dengan menggandeng salah satu pemegang saham utama perseroan, Sumitomo Metal Mining Co. Ltd. Kedua, pabrik Bahodopi yang merupakan fasilitas patungan antara INCO, Taiyuan Iron & Steel Co. Ltd (Tisco), dan Xinhai Technology Co. Ltd.

Presiden Direktur sekaligus CEO Vale Indonesia, Febriany Eddy mengatakan bahwa smelter Pomalaa akan memproduksi mixed sulphide precipitate (MSP) yang menjadi salah satu komponen pembuatan baterai kendaraan listrik.

“Fasilitas Pomalaa belum berproduksi karena kami masih dalam tahap negosiasi dan perizinan yang dibutuhkan. Mudah-mudahan tahun depan sudah bisa dimulai konstruksi,” ujarnya dalam paparan publik virtual, Rabu, 8 September 2021.

Chief Financial Officer Vale Indonesia, Bernardus Irmanto menambahkan, kedua proyek pengembangan tersebut merupakan strategi jangka panjang perseroan dalam kompetisi industri nikel dunia.

Sementara itu, ia menegaskan bahwa perseroan saat ini tidak berada dalam kompetisi merebutkan pasar nikel. Pasalnya, seluruh hasil produksi nikel perseroan telah memiliki pembeli tetap, yaitu Sumitomo Metal Mining dan Vale Canada Limited yang merupakan pemegang saham utama.

“Tetapi secara jangka panjang, dari dua proyek pengembangan itu, tentu saja hasil olahan fasilitas yang akan kami bangun nanti akan berkompetisi langsung dengan pihak lain,” ucap pria yang akrab disapa Anto tersebut.

Kendati begitu, perseroan berkomitmen tidak akan masuk pangsa pasar nikel kategori kelas dua, seperti produk feronikel. Adapun pangsa pasar yang akan dituju INCO beberapa tahun mendatang akan dominan ke pasar nikel kelas satu, seperti bahan baku kendaraan listrik.