<p>Hutama Karya mendapatkan penugasan berdasarkan Perpres Nomor 117 Tahun 2015 untuk membangun jalan Tol Trans Sumatra sepanjang 2.769 Km dengan total nilai investasi Rp476 triliun.</p>
Korporasi

Bangun Trans Sumatra Hingga 2.704 Km, BUMN Hutama Karya Rugi Rp1,81 Triliun

  • PT Hutama Karya (Persero) membukukan kerugian bersih sepanjang 2020 sebesar Rp1,81 triliun. Padahal, perseroan bisa mendulang laba bersih mencapai Rp1,84 triliun pada 2019.

Korporasi
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – PT Hutama Karya (Persero) membukukan kerugian bersih sepanjang 2020 sebesar Rp1,81 triliun. Padahal, perseroan bisa mendulang laba bersih mencapai Rp1,84 triliun pada 2019.

Pendapatan Hutama Karya sepanjang 2020 tercatat sebesar Rp21,64 triliun. Pendapatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang konstruksi ini merosot 18% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp26,39 triliun.

Pendapatan yang menurun berefek langsung pada kerugian perseroan sepanjang 2020. Hutama Karya mencatatkan rugi sebelum pajak sebesar Rp1,91 triliun.

Kerugian semakin dalam karena perseroan tidak mendapat keringanan Pajak Penghasilan (PPh) badan dan harus membayar sebesar Rp149 miliar.

Dengan demikian, perseroan mencatatkan rugi tahun berjalan pada 2020 sebesar Rp2,06 triliun. Kerugian yang dialami perseroan bahkan hampir melebihi laba tahun berjalan pada 2019 yang mencapai Rp2,02 triliun.

Liabilitas perseroan ikut membengkak sebesar 15% secara year on year (yoy). Total liabilitas Hutama Karya naik dari Rp68,68 triliun pada 2019 menjadi Rp79,19 triliun pada 2020.

Kenaikan itu disebabkan liabilitas jangka pendek perseroan yang melejit dari Rp21,58 triliun pada 2019 menjadi Rp38 triliun pada 2020. Perseroan diketahui meminjam dana paling banyak dari empat bank anggota Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara), yakni sebanyak Rp835,3 miliar.

Maka, perseroan menyalurkan rugi komprehensif tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,85 triliun pada 2020. Di tahun sebelumnya, perseroan masih mampu mendulang laba komprehensif tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,81 triliun.  

Sementara itu, jumlah aset perseroan hingga akhir 2020 tercatat mencapai Rp110,98 triliun. Angka itu naik dari tahun 2019 yang sebesar Rp91,64 triliun.

Meski dihantam pandemi, perseroan dapat melakukan belanja modal untuk menambah aset sebesar Rp31,93 triliun untuk pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) pada 2020. Hutama Karya memutuskan menambah belanja modal sebesar Rp6,2 triliun pada proyek JTTS pada 2021 ini.

Untuk diketahui, Hutama Karya telah membangun 24 ruas Jalan Tol Trans Sumatra sepanjang 2.704 kilometer (km) hingga 2020.

Perseroan juga diketahui terlibat dalam kerja sama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan PT perseroan Listrik Negara (Persero) atau PLN bersama delapan BUMN lain di bidang konstruksi.

Kerja sama ini bertujuan dalam menggenjot pembangunan rumah bersubsidi di tahun ini. Perseroan yang terlibat akan menuntaskan target pembangunan 157 ribu unit rumah yang harus dibangun tahun ini. Adapun realisasi pembangunan rumah baru bagi masyarakat ekonomi lemah ini baru mencapai 21 ribu unit. 

Perseroan yang terlibat antara lain PT Adhi Karya (Persero) Tbk atau ADHI, PT PP (Persero) Tbk atau PTPP, PT Waskita Karya (Persero) Tbk atau WSKT, hingga PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA.

Kemudian ada PT Hutama Karya (Persero), PT Nindya Karya (Persero), PT Amarta Karya (Persero), PT Brantas Abipraya (Persero), dan Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional atau Perum Perumnas. (LRD)