<p>Kawasan residensial rumah tapak mewah Podomoro Park Bandung milik PT Agung Podomoro Park Tbk (APLN) / Podomoropark.com</p>
Industri

Banjir Peminat, Pengembang Properti APLN hingga Ciputra Sukses Pasarkan Rumah Tapak

  • JAKARTA – Rumah tapak atau landed house menjadi salah satu properti yang banyak dicari masyarakat selama pandemi. Hal itu diungkapkan oleh Head of Research
Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Rumah tapak atau landed house menjadi salah satu properti yang banyak dicari masyarakat selama pandemi. Hal itu diungkapkan oleh Head of Research JLL Indonesia Yunus Karim dalam sebuah acara daring beberapa waktu lalu.

“Peluncuran produk perumahan mendapat respons yang baik dari pasar,” ujarnya.

Sepanjang semester I-2021, ujarnya, hampir 80% yang terjual adalah unit rumah dengan harga di bawah Rp1,3 miliar. Ini juga menunjukkan keterjangkauan harga tetap menjadi kunci dari performa sektor properti.

Penjualan rumah tapak oleh emiten PT Ciputra Development Tbk (CTRA), misalnya, sukses menyumbang kontribusi 79% dari marketing sales semester I-2021. Nilai penjualan rumah tapak ini mencapai Rp2,8 triliun dari total Rp3,5 triliun.

Managing Director Ciputra Budiarsa Sastrawinata mengaku, suksesnya penjualan ini didukung oleh insentif PPN yang diberikan oleh pemerintah. Selain itu, pihaknya juga berupaya mendigitalisasi lini bisnis perusahaan agar mempermudah penjualan properti secara online.

Menggandeng 14 mitra perbankan, saat ini Ciputra tengah menyediakan diskon uang muka (down payment) mulai 4%, bunga KPR fixed 4,4% selama 3 tahun, serta bebas biaya administrasi dan provisi KPR.

Pengembang jumbo berikutnya, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), mencatat peningkatan penjualan rumah tapak hingga 77% selama kuartal III-2021.

Pembelian rumah didominasi oleh konsumen untuk dihuni dengan mekanisme Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Adapun harga rumah tapak alias landed house yang ditawarkan berkisar Rp700 juta hingga Rp2 miliar.

Sasaran Lippo Karawaci lebih difokuskan kepada para milineal yang merupakan pembeli rumah pertama. Faktor keterjangkauan harga pun diikuti dengan lokasi strategis sehingga diharapkan menjadi daya tarik penjualan rumah tapak.

Adapun salah satu produk rumah tapak Lippo Karawaci adalah Cendana Parc Phase 1 di Lippo Village yang sudah terjual kurang lebih 464 unit rumah pada Juni 2021. Nilai penjualan rumah ini mencapai Rp401,4 miliar. Kemudian, per September 2021 sebanyak 680 unit rumah Cendana Parc Phase 2 juga habis terjual senilai Rp678 miliar.

Kemudian, Agung Podomoro Land (APLN) juga mencatat perolehan yang bagus dalam penjualan rumah tapak.

Marketing Director APLN Agung Wirajaya menjelaskan, penjualan rumah tapak menjadi magnet konsumen dalam transaksi properti Agung Podomoro hingga semester I-2021. Proyek-proyeknya ada Podomoro Park Bandung, Podomoro Golf View, Vimala Hills, dan Kota Kertabumi yang mencatatkan marketing sales hampir 40% dari total marketing sales APLN sampai dengan Juni 2021. 

Penjualan marketing di proyek pengembangan Agung Podomoro lainnya, Kota Podomoro Tenjo, sudah terjual 3 (tiga) klaster 100% sold out mencapai lebih dari 2.000 unit rumah.

Sementara saat ini, produk Kota Podomoro Tenjo yang menjadi andalan adalah unit rumah di kluster Burgundy dan klaster Kenanga yang penjualannya sudah mencapai sekitar 70% dari total unit yang dipasarkan.

Pencapaian itu menjadi bukti kemampuan Agung Podomoro dalam mengoptimalkan momentum pertumbuhan industri properti yang mulai bergerak naik sejak kuartal I-2021. 

Disebutkan, bonus regulasi yang diberikan oleh pemerintah kepada industri properti juga berperan penting untuk mendorong konsumsi masyarakat terhadap perumahan. Insentif pemerintah untuk membebaskan biaya PPN yang berkisar 50%-100% tergantung harga rumah, dan Down Payment (DP) 0% menjadikan penjualan properti meningkat.