<p>PT Bank Amar Indonesia Tbk. (Amar Bank) / Facebook @amarbankindonesia</p>
Korporasi

Bank Amar Mau Rights Issue Jumbo 20 Miliar Saham

  • PT Bank Amar Indonesia Tbk akan melakukan aksi penambahan modal melalui skema rights issue pada kuartal IV-2021.
Korporasi
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA - PT Bank Amar Indonesia Tbk akan melakukan aksi penambahan modal melalui skema rights issue pada kuartal IV-2021. Emiten bersandi AMAR itu akan melepas paling banyak 20 miliar lembar saham baru dengan nilai nominal Rp100 per lembar.

Bila harga pelaksanaan mengacu pada harga saham AMAR di sesi dua perdagangan Rabu, 6 Oktober 2021 sebesar Rp274,00, bank ini bakal meraup dana maksimal Rp5,48 triliun. Kendati demikian, manajemen AMAR masih harus mendapatkan restu pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 12 November 2021.

“Ketentuan-ketentuan penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), termasuk harga pelaksanaan final atas HMETD dan jumlah final atas Saham Baru yang akan diterbitkan, akan diungkapkan dalam Prospektus yang diterbitkan dalam rangka Penawaran Umum Terbatas,” kata manajemen AMAR dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 6 Oktober 2021.

Rights issue ini tergolong jumbo bagi Bank Amar. Pasalnya, sebelum rights issue, posisi ekuitas perseroan hanya mencapai Rp1,06 triliun pada semester I-2021. Sebelumnya, Presiden Direktur AMAR Vishal Tulsian mengatakan akan aksi korporasi untuk memperkuat permodalan untuk memenuhi aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

OJK dalam POJK 12/2020 memang mengharuskan perbankan memiliki modal inti Rp2 triliun pada 2021 dan Rp3 triliun pada 2022. Manajemen AMAR berharap rights issue ini menjadi jalan untuk mendongkrak nilai investasi pemegang saham. 

AMAR masih belum bisa membeberkan jadwal pelaksanaan rights issue. Dalam keterbukaan informasi, exercise saham baru ini kemungkinkan bisa dilakukan pemegang saham pada kuartal IV-2021.

Bank yang fokus pada mobile-only digital itu meraup laba bersih Rp2 miliar atau tumbuh 25,3% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter to quarter/qtq) pada kuartal II-2021.

Laba itu diraih berkat adanya peningkatan 7,5% qtq dari pos pendapatan menjadi Rp134,5 miliar. Hal ini ditopang dari pendapatan bunga bersih sebesar Rp87,1 miliar atau naik 6,9% qtq.

Dari sisi pinjaman, Amar Bank mencatatkan total pinjaman sebesar Rp1,85 triliun atau tumbuh sebesar 8,1% secara tahun berjalan (year to date/ytd). Tunaiku masih mendominasi struktur penyaluran pinjaman yang ada di Amar Bank.

Pinjaman yang disalurkan melalui Tunaiku sebagian besar diberikan kepada segmen usaha mikro dengan kontribusi sebesar 44% dari total portofolio kredit. Vishal mengatakan kondisi ini menjadi indikasi adanya peningkatan bisnis pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) karena telah mampu mengakses kredit lagi.

Lalu, perseroan juga mencatatkan pencapaian penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mengalami peningkatan hingga paruh pertama 2021 ini. DPK Amar Bank tumbuh 94,7% menjadi Rp155 miliar per akhir Juni 2021.

Lalu, Tercatat Liquidity Coverage Ratio (LCR) Amar Bank masih kokoh di level  1.873% dan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 33,1%. 

Meski begitu,  Loan to Deposit Ratio (LDR) per akhir Juni 2021 bergerak di angka 81,4%. Angka itu berselirih tipis atas batas bawah (threshold) yang diatur Bank Indonesia (BI), yakni 78%.