Bank BNI Salurkan Bantuan CSR Rp5 Miliar untuk Pekerja Migran di UEA
- Bank BNI menyalurkan bantuan corporate social responsibilty (CSR) sebesar Rp5 miliar kepada para pekerja migran Indonesia (PMI) yang berada di Uni Emirat Arab (UEA).
Industri
JAKARTA -- Emiten pelat merah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau Bank BNI menyalurkan bantuan corporate social responsibilty (CSR) sebesar Rp5 miliar kepada para pekerja migran Indonesia (PMI) yang berada di Uni Emirat Arab (UEA).
Prosesi penyerahan bantuan tersebut dilaksanakan langsung di kantor Konsulat Jenderal RI di Dubai oleh Direktur Utama BNI Royke Tumilaar kepada Konsul Jenderal (Konjen) Indonesia di Dubai, Kartika Candra Negara. Acara ini pun disaksikan langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Erick mengatakan bantuan tersebut diberikan kepada PMI yang berada di Kota Dubai dan Abu Dhabi. Bantuan bertujuan untuk pemberdayaan di sektor pendidikan, pelatihan wirausaha, serta bantuan alat usaha.
"Program ini diharapkan dapat menjadi modal dalam membangun kapabilitas dan kapasitas bagi usaha para pekerja migran Indonesia di Dubai dan Abu Dhabi, baik bagi pelaku usaha yang telah berjalan, maupun bagi yang baru akan memulai," ujar Erick dalam keterangan resmi, Senin, 8 November 2021.
- Sudah Raup Rp796,37 Triliun, Kemenkeu Urung Gelar Enam Lelang SBN
- Bill Gates Peringatkan Dunia untuk Bersiap Hadapi Ancaman Bioterorisme
- Pendapatan Underwriting Tumbuh 7,5 Persen, Tugu Insurance Raup Laba Rp229 Miliar pada Kuartal III-2021
Dia mengatakan bahwa Indonesia memiliki jaringan pekerja migran sangat kuat yang tersebar di seluruh dunia. Pekerja migran ini tak hanya memberi manfaat kepada negara yang mereka tinggali, tetapi juga Indonesia.
Untuk diketahui bahwa menurut data Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), kontribusi PMI terhadap devisa negara sangatlah besar.
Pada April 2021 lalu, BP2MI mencatat sumbangan devisa dari PMI ke negara mencapai Rp159,6 triliun. Jumlah tersebut menempati posisi kedua setelah devisa minyak dan gas (migas) sebesar Rp159,7 triliun.
Erick memandang bahwa pemerintah perlu terus mendukung penuh semua perjuangan para PMI di semua belahan penjuru dunia.
"Kementerian BUMN mengerahkan semua kemampuan agar dapat selalu mempermudah perjuangan saudara di luar negeri," katanya.
Erick menegaskan bahwa pihaknya terus berperan aktif mendorong semua perusahaan pelat merah go global dan mempererat hubungan usahanya di luar negeri.
Pada Agustus lalu, BP2MI telah meluncurkan pembebasan biaya penempatan PMI melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kredit Tanpa Agunan (KTA) melalui Bank BNI.
Melalui fasilitas tersebut, pinjaman akan diberikan di awal untuk modal bekerja dan proses sebelum keberangkatan. Bank BNI juga hanya memberikan bunga sebesar 11%.
Sebelumnya, pinjaman diberikan menjelang PMI terbang ke negara penempatan dengan bunga sebesar 28,8%. Selain itu, negara belum mampu untuk menanggung biaya sebesar Rp8,7 triliun setiap tahunnya untuk modal bekerja untuk 270.000 PMI.
Kepala BP2MI Benny Rhamdani mengatakan melalui kerja sama tersebut, BP2MI dapat memangkas 17,8% dari bunga yang diberikan para rentenir kepada PMI.
“Ini adalah bukti bahwa negara hadir untuk para PMI, juga bersama dengan Jasindo untuk mengantisipasi risiko-risiko yang akan datang," ungkapnya.*