Karyawati melayani nasabah di salah satu kantor cabang Bank Negara Indonesia (BNI) di kawasan SCBD, Jakarta, Jum'at, 11 Maret 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Perbankan

Bank BNI Ungkap Devisa Hasil Ekspor (DHE) Melesat 66 Persen, Ini Faktor Pendorongnya

  • Usai melakukan stock split beberapa waktu lalu, Bank BNI mengumumkan penghimpunan devisa hasil ekspor (DHE) naik sebesar 66% pada Agustus 2023.

Perbankan

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau Bank BNI sukses menambah penghimpunan devisa hasil ekspor (DHE) sebesar 66% pada Agustus 2023. Angka ini membaik dibandingkan bulan Juni. 

Kendati tidak merincikan nominal DHE, keberhasilan Bank BNI merupakan wujud komitmen perseroan perbankan plat merah yang proaktif mendukung berbagai program go global pemerintah. Hal ini secara khusus berguna dalam menjaga kestabilan nilai tukar rupiah.

Dikutip dari Bank Indonesia, DHE adalah sumber dana yang berkesinambungan bagi pembangunan ekonomi nasional dan mendukung terciptanya pasar keuangan yang lebih kuat serta stabilitas ekonomi makro. 

Adapun penempatan DHE dilakukan melalui sistem keuangan Indonesia seperti yang tertera dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 7 Tahun 2023 tentang Devisa Hasil Ekspor dan Devisa Pembayaran Impor.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar memaparkan total DHE yang telah berhasil dihimpun oleh bank yang identik dengan warna oranya ini meliputi berbagai bentuk, antara lain deposito, escrow, giro, tabungan, dan term deposit valas.

"Kami sangat bersyukur atas hasil positif yang telah dicapai, khususnya dalam implementasi pengaturan DHE ini,” kata Royke dalam siaran pers Senin, 09 Oktober 2023. 

Royke memamaparkan bahwa pada tahap awal ini, Bank BNI melihat minat dari para eksportir untuk menggunakan produk perbankan dalam negeri seperti penjaminan hingga cash collateral credit semakin baik. “Sehingga ke depannya akan menjadi layanan yang dapat kami perkuat," tambahnya. 

Royke menyebut pemerintah memiliki kebijakan yang mewajibkan minimal 30% DHE ditempatkan dalam sistem keuangan Indonesia selama minimal tiga bulan. Aturan tersebut sudah dijalankan pada 1 Agustus 2023, dan berlaku untuk barang-barang ekspor dari kegiatan pengusahaan, pengelolaan, dan/atau pengolahan sumber daya alam (SDA).

“BNI telah memiliki trade finance yang dimodifikasi lebih baik lagi, terutama dalam menarik penempatan devisa hasil ekspor dalam negeri dengan lebih kuat.” Jelas Royke.

Menurut Royke, produk trade finance tersebut akan diperkuat dengan program special pricing dan pendampingan penerbitan dokumen instrumen perdagangan global,” tambahnya.

Selanjutnya, kata Royke, Bank BNI juga telah memiliki produk FX swap untuk memenuhi kebutuhan likuiditas rupiah dari pemilik reksa valuta asing. 

"Skema pertukaran valuta asing menjadi rupiah ini memiliki jangka waktu yang dapat disesuaikan dengan kewajiban pelaporannya,” ujarnya.

Royke menambahkan, produk tersebut juga menawarkan biaya yang lebih ringan dan jangka waktu transaksi yang lebih fleksibel bagi nasabah eksportir. 

Stock Split BBNI

Belum lama ini, Bank BNI melakukan aksi koorporasi stock split di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perbankan dengan kode emiten BBNI melakukan ini dengan rasio pemecahan 1:2. Aksi ini bertujuan untuk menarik investor muda supaya tertarik membeli saham bank yang identik warna oranye ini. 

Mengutip keterbukaan informasi, BEI menetapkan penyesuaian harga teoritis, jumlah saham hasil stock split, dan perubahan parameter saham BBNI dalam Jakarta Automated Trading System (JATS) yang telah dilaksanakan Jumat, 6 Oktober 2023. Adapun harga saham BBNI pada saat akhir cum di pasar reguler 5 Oktober 2023, tercatat berada di harga Rp10.375 per s

Sebagai informasi, JATS adalah sistem perdagangan efek yang berlaku di bursa untuk perdagangan yang dilakukan secara otomasi dengan menggunakan sarana komputer. Maka mulai tanggal 06 Oktober 2023, setelah dilaksanakan stock split, harga teoritis saham BBNI yang dicantumkan di JATS untuk Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi telah disesuaikan dengan fraksi harga menjadi Rp5.200.

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menyatakan rasa terima kasih terhadap antusiasme tinggi investor terhadap saham BBNI saat ini. Pasalnya, saham perseroan telah mengalami peningkatan sebesar 12% sejak awal tahun 2023 (year to date), bahkan mencapai puncak harga Rp 10.500.

“Kami harap harga baru ini menjadi insentif bagi investor khususnya investor muda untuk mempercayakan investasinya ke saham BNI," ungkap Okky.