Bank DBS Salurkan Kredit Rp1 Triliun ke Mekaar
- Melalui kemitraan dengan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dalam program Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera), Bank DBS Indonesia telah menyalurkan kredit sebagai dana pinjaman sosial senilai Rp1 triliun.
Perbankan
JAKARTA – PT Bank DBS Indonesia mengumumkan dukungan finansial untuk pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia, khususnya yang dipimpin oleh wanita.
Melalui kemitraan dengan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dalam program Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera), Bank DBS Indonesia telah menyalurkan kredit sebagai dana pinjaman sosial senilai Rp1 triliun.
Langkah ini merupakan bagian dari komitmen bank untuk mendukung ekonomi Indonesia dengan memperluas akses keuangan, terutama bagi UMKM dari keluarga pra-sejahtera.
- Bahlil Bongkar Biang Kerok Rp149 Triliun Investasi Mangkrak Sulit Dieksekusi
- Petrochina International Jabung LTD Lakukan Tajak Sumur Eksplorasi NEB BASEMENT-3
- OCBC NISP Sepakat Bagi Dividen Rp1,65 T atau Rp 72/Saham
Pendanaan ini secara khusus ditujukan untuk segmen ultra UMKM, yang sering kali dijalankan oleh wanita dan berasal dari kalangan pra-sejahtera.
Bank DBS Indonesia telah memilih PNM sebagai mitra dalam inisiatif ini karena kesamaan visi dalam memberdayakan UMKM, khususnya wanita, serta mempromosikan kesetaraan sosial dan inklusi keuangan.
Acara penandatanganan kerjasama ini dihadiri oleh para perwakilan dari kedua belah pihak, yaitu Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia, Kunardy Lie, dan Direktur Operasional, Digital, dan Teknologi Informasi PT PNM, Sunar Basuki.
Menurut data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop), jumlah UMKM di Indonesia mencapai 37 juta, dengan sebagian besar di antaranya dikelola oleh wanita.
Namun demikian, wanita sering mengalami kendala dalam mendapatkan akses permodalan usaha karena berbagai faktor, termasuk keterbatasan pengalaman dalam sistem perbankan formal, kesulitan mendapatkan pinjaman, dan kurangnya literasi keuangan.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan di Indonesia masih rendah, dengan target OJK untuk meningkatkannya menjadi 65% pada tahun 2027.
Kunardy Lie, Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia, menyatakan bahwa kerjasama dengan PNM dalam program Mekaar akan membantu wanita dalam memperoleh pendanaan untuk mengembangkan usaha mereka.
Bank DBS Indonesia percaya bahwa upaya ini juga akan mendukung pemerintah dalam memberdayakan wanita untuk mengelola keuangan mereka secara mandiri, yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
- IHSG Menguat Tipis, Saham AMRT, ARTO, ASII dan JPFA Menarik Disimak
- Siap-siap! Pelindo Buka Pendaftaran Mudik Gratis 14 Maret 2024
- Suspensi Dibuka, Saham Indo Boga Sukses (IBOS) Anjlok Segini
“Selain itu, kami mengapresiasi prinsip pendanaan PNM yang luar biasa, yang menggabungkan nilai-nilai solidaritas, persaudaraan, dan empati yang tinggi di antara anggota pendanaan berkelompok. Seperti yang sering dibicarakan bahwa prinsip wanita mendukung wanita (women empowering women), telah terbukti berhasil dalam skema pendanaan berkelompok yang dimiliki PNM,” kata Kurnady melalui keterangan yang diterima TrenAsia, Selasa, 19 Maret 2024.
Salah satu syarat utama pemberian kredit ultra UMKM ini adalah bahwa penerima harus wanita. Ini didasarkan pada observasi bahwa wanita cenderung memiliki tingkat keterlambatan pembayaran yang lebih rendah, yang berdampak positif pada kinerja pinjaman kredit.
Fakta bahwa tingkat NPL PNM hanya sebesar 0,5% juga menunjukkan efektivitas dari prinsip wanita yang bekerja sama dalam komunitas mereka.
Sunar Basuki, Direktur Operasional, Digital, dan Teknologi Informasi PT PNM, menjelaskan bahwa pendanaan dari Bank DBS Indonesia akan memperkuat program Mekaar yang ditujukan untuk jutaan wanita yang beroperasi dalam sektor ultra UMKM, terutama yang berasal dari keluarga pra-sejahtera.
“PNM bukan hanya memberikan modal uang tetapi juga program pengembangan usaha. Ini adalah bentuk kepedulian PNM agar usaha skala rumah tangga bisa terus melanjutkan produksinya hingga punya produk yang lebih variatif,” papar Sunar.
Inklusi keuangan dan kesetaraan gender menjadi fokus utama dari prinsip keberlanjutan Bank DBS Indonesia. Selain pendanaan untuk UMKM, bank ini juga telah memberikan dukungan finansial kepada beberapa mitra fintech untuk menjangkau masyarakat yang belum bankable.
Melalui DBS Foundation, Bank DBS Indonesia juga memberikan dana hibah kepada pelaku wirausaha sosial, sebagian besar di antaranya didirikan oleh wanita dan bertujuan untuk memberdayakan kaum wanita.
Sebagai bagian dari komitmennya terhadap keberlanjutan, Bank DBS Indonesia memiliki tiga pilar utama, yaitu Responsible Banking, Responsible Business Practice, dan Impact Beyond Banking.
Baru-baru ini, bank ini menerima penghargaan dari Triple A Award for Sustainable Finance oleh The Asset atas beberapa pendanaan yang terkait dengan lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik, termasuk penghargaan untuk Pinjaman Berkelanjutan Terbaik untuk Institusi Non-Bank dan Utilitas Hijau Terbaik.
Dengan langkah-langkah ini, Bank DBS Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, sambil mempromosikan kesetaraan gender dan inklusi keuangan di seluruh Indonesia.