<p>Karyawan melayani nasabah di salah satu Kantor Cabang Bank DKI, Jakarta, Jum&#8217;at, 26 Maret 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Perbankan

Bank DKI Catatkan Penyaluran Kredit Rp49,96 Triliun, Segmen Ritel Terbesar

  • Bank DKI sukses mencatatkan penyaluran kredit Rp49,96 triliun pada kuartal ketiga 2023. Angka ini tumbuh 6,9% secara tahunan.
Perbankan
Alvin Pasza Bagaskara

Alvin Pasza Bagaskara

Author

JAKARTA – PT Bank Pembangunan Daerah Khusus Ibu kota Jakarta atau Bank DKI sukses mencatatkan penyaluran kredit Rp49,96 triliun pada kuartal ketiga 2023. Angka ini tumbuh 6,9% secara tahunan dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp46,73 triliun.

Direktur Keuangan dan Strategi Bank DKI Romy Wijayanto menyampaikan pertumbuhan kredit itu utamanya didorong oleh segmen ritel sebesar Rp1,66 triliun. Angka ini melesat 68,66% secara tahunan dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp986,30 miliar.

Selain itu, pada bulan September 2023, kredit mikro Bank DKI juga mencatat kinerja positif dengan pertumbuhan mencapai 42,86%, mencapai total Rp3,27 triliun. Angka tersebut menunjukkan peningkatan dari Rp2,29 triliun pada tahun sebelumnya. 

Katanya, pertumbuhan segmen mikro dan ritel tersebut telah menyebabkan rasio kredit UMKM Bank DKI naik menjadi 9,87% per September 2023, dibandingkan dengan 7,00% yang tercatat pada September 2022. 

Di samping itu, kredit konsumer juga mencatat pertumbuhan positif sebesar 13,64%, mencapai total Rp21,58 triliun pada September 2023, meningkat dari posisi Rp18,99 triliun pada September 2022.

Ia menyatakan bahwa Bank DKI menerapkan strategi penyaluran kredit dengan skala yang lebih besar secara selektif. Sebagai contoh, kredit sindikasi mengalami pertumbuhan sebesar 10,91%, mencapai total Rp6,53 triliun pada bulan September 2023, naik dari posisi Rp5,89 triliun pada September 2022 (tahun ke tahun).

Sementara itu, penyaluran kredit untuk segmen komersial (termasuk term loan) mencapai Rp15,54 triliun pada September 2023, dan kredit menengah mencapai Rp1,37 triliun pada bulan yang sama. 

Lebih spesifik, pendanaan untuk segmen syariah juga mengalami pertumbuhan sebesar 6,22%, mencapai total Rp7,70 triliun pada September 2023, dibandingkan dengan Rp7,24 triliun di periode tahun sebelumnya.

“Dalam strategi ekspansi kredit, perseroan tetap memprioritaskan pengelolaan risiko secara efektif dan pengawasan secara ketat untuk memastikan kualitas aset yang optimal,” ungkap Romy dalam keterangan resmi dikutip Selasa, 24 Oktober 2023. 

Romy menyebut Non Performing Loan (NPL Gross) atau kredit bermasalah masih berada pada level rendah 1,83%, sementara NPL Bersih mencapai 0,64% pada bulan September 2023. Ini artinya kualitas kredit Bank DKI masih sehat.

Ia menyampaikan bahwa Bank DKI juga telah melakukan penyediaan cadangan yang memadai, dengan Tingkat Penutupan (Coverage Ratio) yang berada pada level konservatif, mencapai 219,96% pada bulan September 2023.

“Upaya pengendalian kualitas kredit juga dilakukan melalui penagihan, restrukturisasi, maupun upaya penyelamatan kredit, sesuai ketentuan yang berlaku,” papar Romy.

DPK dan Laba Melesat

Dalam usaha untuk menjaga pertumbuhan likuiditas yang sehat, Bank DKI berhasil mengumpulkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) hingga mencapai Rp63,66 triliun pada September 2023. Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 4,45% dibandingkan dengan Rp60,94 triliun di periode sama tahun sebelumnya.

Seiring dengan peningkatan DPK tersebut, Loan to Deposit Ratio (LDR) juga tetap terjaga pada tingkat 78,49% pada bulan yang sama. Pertumbuhan berbagai segmen bisnis ini mendorong kenaikan total aset sebesar 3,99%, dari Rp75,24 triliun pada September 2022 menjadi Rp78,24 triliun pada September 2023. 

Hingga bulan September 2023, Bank DKI berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp693,27 miliar. Laba bersih ini didorong oleh peningkatan pendapatan bunga Bank DKI periode September 2023 sebesar 20,02%, mencapai Rp3,97 triliun, dibandingkan dengan Rp3,31 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Meskipun demikian, dia menyatakan bahwa peningkatan suku bunga The Fed dan BI 7-Day Repo Rate juga mempengaruhi kenaikan beban bunga Bank DKI yang mencapai Rp1,88 triliun pada bulan September 2023, meningkat dari Rp1,11 triliun pada September 2022. 

Selain itu, kinerja rasio-rasio keuangan penting lainnya juga menunjukkan perbaikan yang konsisten dan terjaga, dengan Return on Equity (ROE) sebesar 9,44%, Return on Assets (ROA) mencapai 1,51%, dan rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) stabil pada tingkat 79,53%.

“Bank DKI juga terus menjaga Tingkat Kesehatan Bank (TKB) pada Peringkat Komposit Sehat. Sebagaimana hasil evaluasi dan penilaian dari Otoritas Jasa Keuangan [OJK], posisi sampai dengan bulan Juni 2023 Bank DKI memperoleh Kategori Peringkat Komposit 2 atau Sehat,” tutupnya.