Bank Dunia Kucurkan Utang Lagi ke RI untuk Tangani COVID-19 Senilai Rp3,7 Triliun
Setelah mengucurkan pembiayaan US$700 juta setara Rp10,5 triliun untuk perlindungan sosial, Bank Dunia (World Bank) kembali mencairkan utang bagi Indonesia senilai US$250 juta setara Rp3,75 triliun. Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen mengatakan pendanaan US$250 juta itu untuk mendukung program tanggap darurat Indonesia dalam mengatasi penyebaran COVID-19. Menurut dia, pendanaan ini […]
Industri
Setelah mengucurkan pembiayaan US$700 juta setara Rp10,5 triliun untuk perlindungan sosial, Bank Dunia (World Bank) kembali mencairkan utang bagi Indonesia senilai US$250 juta setara Rp3,75 triliun.
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen mengatakan pendanaan US$250 juta itu untuk mendukung program tanggap darurat Indonesia dalam mengatasi penyebaran COVID-19.
Menurut dia, pendanaan ini akan mendukung Indonesia dalam mengurangi risiko penyebaran, meningkatkan kemampuan mendeteksi, serta meningkatkan tanggapan terhadap pandemi COVID-19. Kahkonen memastikan program pembiayaan ini juga sekaligus akan mendukung penguatan sistem nasional untuk kesiapsiagaan kesehatan masyarakat.
“Merupakan sebuah kehormatan bagi kami untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam menghadapi COVID-19 dan mengurangi dampak pandemi ini pada sektor kesehatan, ekonomi dan sosial,” katanya dilansir Antara, Jumat, 29 Mei 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Ia menambahkan tindakan penanganan pandemi sangat penting bagi upaya yang berkelanjutan dalam mengurangi jumlah kemiskinan dan melindungi modal manusia Indonesia.
Fokus dari pendanaan ini adalah untuk memperkuat aspek-aspek utama tanggap darurat Indonesia terhadap pandemi COVID-19, termasuk melengkapi fasilitas rujukan di bawah Kementerian Kesehatan.
Selain itu, juga untuk meningkatkan persediaan alat pelindung diri (APD), memperkuat jaringan laboratorium dan sistem pengawasan, serta mendukung pengembangan dan penggunaan protokol untuk layanan yang berkualitas.
Dengan belajar dari penanggulangan dampak COVID-19, program tersebut akan mendukung kesiapan dalam penyebaran penyakit menular di masa depan melalui pelaporan yang lebih baik dan pengawasan yang lebih kuat.
Program ini juga siap mencakup seluruh wilayah di Indonesia dan akan menyasar para pasien yang paling berhak mendapatkan manfaat utama.
Kemudian, bantuan akan menyasar para penerima fasilitas kesehatan yang layak seperti penduduk rentan maupun orang tua yang berisiko tinggi dan mempunyai penyakit kronis, serta tenaga kesehatan.
Pendanaan ini terkoordinasi dengan program US$250 juta bersama dari Bank Investasi dan Infrastruktur Asia (AIIB) dan pembiayaan paralel sebesar US$200 juta dari Bank Pembangunan Islam (IsDB).
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan pemerintah telah menggunakan berbagai cara untuk mengurangi dampak pandemi COVID-19 di sektor kesehatan, sosial dan ekonomi.
Oleh karena itu, melalui dukungan Bank Dunia, ia menegaskan komitmen untuk memperkuat kapasitas dalam hal pencegahan, pengujian, perawatan serta sistem informasi, dan pada saat yang bersamaan memastikan kondisi kerja yang aman bagi para tenaga kesehatan.
“Kami juga menyambut baik upaya mitra pembangunan dalam memberikan dukungan pendanaan yang terkoordinasi serta kerja sama Bank Dunia dengan Asian Infrastructure Investment Bank dan Islamic Development Bank untuk program ini,” katanya.
Pada 16 Mei 2020, Bank Dunia juga telah menyetujui utang senilai US$700 juta setara Rp10,5 triliun untuk meningkatkan sistem perlindungan sosial maupun memperkuat sektor keuangan dalam mengatasi dampak COVID-19 di Indonesia. (SKO)