Presiden Bank Dunia, Ajay Banga
Dunia

Bank Dunia Ubah Strategi Pembiayaan untuk Atasi Perubahan Iklim

  • Presiden Bank Dunia, Ajay Banga, mengumumkan rencana baru untuk memperluas neraca bank dan membantu negara-negara mengatasi perubahan iklim dan tantangan lain.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Presiden Bank Dunia, Ajay Banga, mengumumkan rencana baru untuk memperluas neraca bank dan membantu negara-negara mengatasi perubahan iklim dan tantangan lain. Namun, ia menggarisbawahi peningkatan modal pada akhirnya tetap akan diperlukan.

Banga, mantan CEO Mastercard yang mengambil alih kepemimpinan Bank Dunia pada 2 Juni lalu, mengumumkan proposal baru untuk mengoptimalkan kinerja neraca dalam pertemuan pejabat keuangan dari Grup 20 negara ekonomi utama di Gandhinagar, India, belum lama ini.

Dilansir dari Reuters, Kamis 20 Juli 2023, langkah-langkah baru tersebut didiskusikan dengan negara-negara pemegang saham. Strategi anyar ini akan ditambahkan pada langkah-langkah awal yang telah disetujui April lalu, di antaranya meningkatkan pemberian pinjaman Bank Dunia hingga U$50 miliar dalam dekade mendatang.

Amerika Serikat, pemegang saham terbesar bank tersebut, memulai dorongan reformasi sejak bulan Oktober 2022. Mereka mendorong Banga menggantikan mantan presiden David Malpass dengan mandat khusus untuk mempercepat evolusi lembaga yang hampir berusia 70 tahun tersebut.

Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, menyerukan lebih banyak upaya untuk mereformasi Bank Dunia dan bank pembangunan multilateral lainnya. Peningkatan modal, imbuhnya, akan dipertimbangkan setelah Bank Dunia memperluas kapasitas mereka dalam membantu negara-negara mengatasi perubahan iklim dan tantangan lain. “Kami sedang membangun bank yang lebih baik," kata dia.

Investasi Obligasi

Rencana tersebut dapat menghasilkan puluhan miliar dolar pinjaman tambahan dengan memungkinkan pemegang saham menjamin pinjaman jika negara-negara tidak dapat melunasinya. 

Bank Dunia menyebut langkah itu memungkinkan mereka menghasilkan U$6 dalam bentuk pinjaman baru untuk setiap U$1 dalam bentuk jaminan selama periode 10 tahun atau U$30 miliar untuk setiap U$5 miliar.

Pada langkah lain, bank juga dapat menerbitkan instrumen modal hibrida baru yang memungkinkan pemegang saham berinvestasi dalam obligasi. Hal ini memungkinkan Bank Dunia meningkatkan pinjaman hingga U$6 miliar.

Lebih lanjut, Bank Dunia berencana memperluas pemberian pinjaman dengan suku bunga sangat rendah atau nol, termasuk melalui fasilitas krisis baru senilai U$6 miliar yang didirikan untuk negara-negara termiskin melalui International Development Association.