Gedung KEB Hana Bank di kawasan Semanggi, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Nasional

Bank Hana Buka-bukaan Soal Dampak Ancaman Resesi Global, Indonesia Aman?

  • Analisis mengenai potensi resesi yang mungkin dialami Indonesia tahun depan masih menjadi topik panas yang terus bergulir

Nasional

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Analisis mengenai potensi resesi yang mungkin dialami Indonesia tahun depan masih menjadi topik panas yang terus bergulir. 

Presiden Direktur, PT Bank KEB Hana Indonesia (Bank Hana), Park Jong Jin mengungkapkan ekonomi global 2023 akan terus berdampak karena adanya konflik geopolitik yang berkelanjutan dan pengetatan kebijakan moneter yang menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi. 

"Mungkin kita akan menghadapi krisis, namun jika dapat memahami dan menanggapi dengan tepat, kita akan dapat mengatasinya,” kata Park Jong Jin dalam sambutannya di Hana Bank Economic Outlook 2023, Kamis, 27 Oktober 2022. 

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengatakan, pemerintah mengajak masyarakat untuk optimistis dalam memandang risiko dan ketidakpastian global yang sekarang terjadi. Karena selama delapan tahun terakhir, pemerintah bersama dengan masyarakat telah memupuk modal penting menciptakan pembangunan yang kondusif. 

Hal ini tercermin dalam APBN 2023 yang memfokuskan kepada agenda-agenda utama yakni SDM unggul, produktif, dan inovatif; akselerasi pembangunan infrastruktur khususnya dalam bidang energi, pangan, konektivitas, dan ICT; efektivitas reformasi birokrasi; revitalisasi industri dengan hilirisasi yang semakin kuat; dan pengembangan pembangunan ekonomi hijau. 

Menurut Febrio, di tengah ketidakpastian global, Indonesia masih terus mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2023 pada 5,3%. Karena itu, pemulihan ekonomi ke depannya mesti semakin kuat dan berkualitas. 

“Pandemi Covid-19 telah berdampak besar pada perekonomian global. Pergeseran risiko menjadi tantangan yang tidak kalah besarnya,” ujar Febrio. 

Dalam pemaparannya, Ekonom Senior dari Universitas Indonesia, Muhamad Chatib Basri, memberikan gambaran bahwa resesi global tentu akan berpotensi memberikan dampak terhadap perekonomian Indonesia. Menurut dia, salah satu penyebab utama terjadi resesi global karena kenaikan suku bunga di Amerika Serikat yang baru diberlakukan belakangan ini. 

Akibatnya, ekonomi Amerika Serikat melambat dan secara langsung memperlambat laju perekonomian secara global. Salah satu yang terkena dampaknya adalah harga komoditas dan energi. Indonesia menjadi negara yang bergantung dengan dua sektor tersebut juga tentu merasakan dampaknya. 

“Ketika Amerika Serikat mengalami resesi, tentu ini akan berpengaruh terhadap perekonomian di negara lain, termasuk ekonomi Indonesia juga akan mengalami perlambatan,” kata Chatib. 

Dia pun kembali menjelaskan, terpengaruhnya perekonomian Indonesia terhadap hal yang terjadi secara global setidaknya dari dua sisi. Dari sisi jalur perdagangan, resesi global akan mengakibatkan melambatnya ekspor Indonesia. 

Namun, share ekspor terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia relatif kecil yakni sekitar 25%, ini jika dibandingkan dengan negara lain seperti Singapura, Korea Selatan, Malaysia, atau negara-negara lain yang berorientasi ekspor. 

Di samping itu, krisis geopolitik yang terjadi yaitu Perang Rusia-Ukraina, masih membuat harga batu bara relatif tinggi. Maka, Indonesia semakin tertolong karena dampak jalur perdagangan terhadap ekonomi negara relatif terbatas. 

Sedangkan di jalur keuangan, Chatib melihat adanya tekanan terhadap mata uang Rupiah akibat menguatnya mata uang Dollar Amerika Serikat yang terjadi karena pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat relatif membaik dibandingkan Eropa serta kenaikan bunga yang dilakukan oleh bank sentral The Fed. 

Karena tekanan terhadap mata uang Indonesia ini pun kemudian akan terjadi dampak terhadap perekonomian Indonesia melalui balance sheet effect seperti firms, profit repatriation, dan kenaikan suku bunga. 

“Apakah Indonesia akan masuk dalam resesi? Cara terbaik untuk tidak terdampak pada global adalah untuk tidak terintegrasi pada global. Karena itu, dampak dari perlambatan ekonomi global tergantung seberapa terbuka ekonomi Indonesia,” jelasnya.