Wamen BUMN II Kartika Wirjoatmodjo (kanan) dan Dirut PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra (kiri) bersiap mengikuti rapat kerja (raker) dengan Komisi VI DPR dengan agenda restrukturisasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 9 November 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Perbankan

Bank Himbara Getol Salurkan Kredit Hijau, Wamen BUMN I Ungkap Nilai Portofolio

  • Saat ini total portofolio kredit hijau Bank Himbara telah mencapai nominal Rp250 triliun, hal itu selaras dengan komitmen pemerintah terkait target penurunan nol emisi karbon 2060.
Perbankan
Alvin Pasza Bagaskara

Alvin Pasza Bagaskara

Author

JAKARTA – Seiring dengan komitmen pemerintah terkait target penurunan nol emisi karbon 2060, Wakil Menteri (Wamen) BUMN I Kartika Wirjoatmodjo proaktif mendorong Himpunan Bank Milik Negara ( Bank Himbara) untuk terus memperkuat penyaluran kredit hijau. 

Menurut Wamen BUMN I Kartika yang kerap disapa Tiko, sampai saat ini total portofolio kredit hijau Bank Himbara telah mencapai nominal Rp250 triliun. Hal tersebut diutarakan pada acara HSBC Summit 2023 yang mengusung tema mengeksplorasi strategi dan praktik terbaik untuk pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif.

“Kita ada kebijakan juga di Himbara, bank-bank ini jadi katalis sebagai pemberi pembiayaan yang mendorong perubahan mindset di sektor private, di mana saat ini green project di Himbara telah mencapai Rp250 triliun,” kata Tiko di HSBC Summit 2023 pada Rabu 11 Oktober 2023 di Jakarta. 

Kementerian BUMN telah memiliki roadmap sendiri terhadap komitmen Bank Himbara terkait penyaluran kredit keberlanjutan. Pasalnya, perubahan iklim saat ini tengah menjadi isu sentral dunia. Tak ubahnya dengan pemerintah Indonesia yang sudah gencar menurunkan carbon footprint. 

Tiko menyebut, salah satu cara yang dilakukan Bank Himbara memberikan porsi kredit hijau untuk pembangunan keberlanjutan menjadi yang terbesar, yakni sebanyak 65%. Ia tak merincikan nama bank-nya, namun perbankan itu diketahui meminta perusahaan sawit untuk melalukan sertifikasi internasional. 

Sertifikasi yang dimaksud adalah Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Melansir situs Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX), RSPO berperan sebagai peraturan yang bertujuan untuk mempercepat transformasi operasional perkebunan kelapa sawit menuju keberlanjutan.

Pasalnya, seiring permintaan pasar dan produksi kelapa sawit meningkat, ekosistem di sekitar perkebunan jadi kalang kabut. Asal tahu saja, kelapa sawit acap kali dianggap sebagai salah satu penyebab deforestasi atau kehilangan hutan alami.

Selain ikut andil mendorong perusahaan kelapa sawit memliki RSPO. Bank Himbara juga menerbitkan Obligasi Green Bond. Ini adalah salah satu instrumen keuangan yang diterbitkan perbankan untuk membiayai atau membiayai ulang sebagian atau seluruh kegiatan usaha berwawasan lingkungan. 

Pada tahun ini, telah ada dua bank Himbara yang sudah menjalankan dan sedanga merencanakan Obligasi Green Bond, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Melansir keterbukaan informasi, pada bulan Mei 2023 lalu, Bank Mandiri telah menjalankan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I Green Bond dengan target Rp10 triliun. Adapun jumlah nominal dari tahap pertama adalah sebanyak-banyak sebesar Rp 5 triliun.

Selanjutnya, ada Bank BRI yang tengah erencana menerbitkan Oblogasi Green Bond dengan nilai mencapai Rp6 triliun. Sebelumnya, pada 2022 Bank BRI juga telah mencatatkan instrument keuangan ini senilai Rp5 triliun.

Asal tahu saja, Obligasi Green Bond adalah salah satu instrumen keuangan yang diterbitkan untuk membiayai atau membiayai ulang sebagian atau seluruh kegiatan usaha berwawasan lingkungan (KUBL).

Nantinya, setelah dikurangi emisi, dana itu bakal digunakan untuk membiayai kembali kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam kategori KUBL sebagaimana diatur Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam POJK No.60/POJK.04/2017 tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Bersifat Utang Berwawasan Lingkungan.