Bank Ina Perdana Dongkrak Rasio Kredit UMKM Jadi 18 Persen Tahun Ini
- PT Bank Ina Perdana Tbk akan meningkatkan rasio kredit UMKM ke 18% pada tahun ini, untuk memenuhi aturan Bank Indonesia.
Industri
JAKARTA – PT Bank Ina Perdana Tbk bakal mengoptimalkan penyaluran kredit segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mulai tahun ini. Strategi ini ditempuh emiten bersandi BINA tersebut untuk ancang-ancang memenuhi Peraturan Bank Indonesia (PBI) terbaru mengenai rasio kredit UMKM minimal 30% pada 2024.
Direktur Utama Bank Ina Daniel Budirahayu mengatakan perseroan menargetkan rasio kredit UMKM bisa meningkat ke angka 18% pada tahun ini. Dirinya optimistis bisa mencapai target rasio UMKM yang ditetapkan BI, yakni minimal 20% pada 2022.
“Tentunya kami akan berusaha untuk dapat memenuhi ketentuan dari BI agar porsi UMKM sampai akhir tahun ini bisa 17-18% dan tahun depan dapat ditingkatkan menjadi 20% sesuai ketentuan,” ucap Daniel saat dihubungi TrenAsia.com, Senin, 6 September 2021.
- Data Tenaga Kerja AS Melambat, Rupiah Diramal Menguat
- IHSG Terkonsolidasi di Awal Pekan, Rekomendasi Saham Mirae: ERAA, ABBA, dan FREN
- IHSG Konsolidasi, Unilever (UNVR) Sudah Layak Dikoleksi?
Untuk diketahui, BI telah mengeluarkan PBI nomor 23/13/PBI/2021 tentang Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah.
Dalam beleid anyar itu, otoritas moneter mengharuskan perbankan meningkatkan rasio kredit UMKM menjadi 20% pada 2022. Lalu, ditingkatkan menjadi 25% pada 2023, dan mencapai puncaknya 30% pada 2024.
Meski begitu, perseroan tampaknya harus mengejar target penyaluran kredit lebih keras di sisa tahun ini. Pasalnya, pertumbuhan kredit Bank INA baru mencapai 5% year to date (ytd) hingga semester I-2021.
Adapun nilai dari penyaluran kredit tersebut menyentuh Rp3,1 triliun. Kendati demikian, secara akumulatif, total aset perseroan mampu melesat 36% ytd menjadi Rp11,4 triliun per semester I-2021.
Hal ini disebabkan oleh peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Ina yang tumbuh dari Rp7,1 triliun pada Desember 2020 menjadi Rp9,7 triliun pada semester I-2021.
Dalam mendongkrak penyaluran kredit, perseroan telah menyiapkan strategi anyar. Daniel mengungkapkan perseroan tengah menempuh pengajuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk menambah kemampuan penyaluran kredit segmen UMKM.
“Dan tentunya bank INA akan berupaya memenuhi ketentuan yg berlaku. Saat ini kami juga sedang apply KUR agar kami dapat memberikan pricing yang competitive bagi nasabah UMKM,” jelas Daniel.
Di sisa tahun ini, perseroan juga diketahui tengah berupaya melakukan penambahan modal melalui skema rights issue. Daniel mengatakan capital adequacy ratio (CAR) Bank Ina yang bertengger di posisi lebih dari 30% bakal memuluskan rencana penambahan modal tersebut.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Bank INA bakal menerbitkan paling banyak 2 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp100 per lembar.
Aksi korporasi ini telah mengantongi restu dari pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Juni silam. Dari aksi ini, Daniel optimistis perseroan bisa menarik dana segar minimal Rp1 triliun.