<p>Bank Ina Persada/ Sumber: bankina.co.id</p>
Korporasi

Bank Ina Perdana Targetkan Kredit dan DPK Tumbuh Double Digit Tahun Ini

  •  JAKARTA - Bank milik taipan Anthoni Salim PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) mencatatkan penguatan intermediasi pada semester I-2021. Hal ini berimplikasi ter
Korporasi
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA - Bank milik taipan Anthoni Salim PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) mencatatkan penguatan intermediasi pada semester I-2021. Hal ini berimplikasi terhadap semakin gemuknya total aset emiten bersandi BINA ini.

Berdasarkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), total penyaluran kredit BINA pada semester I-2021 mengalami kenaikan 6,2% year to date (ytd). Meski begitu, Direktur Utama (Dirut) Bank Ina Daniel Budirahayu menargetkan penyaluran kredit hingga penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan tumbuh double digit pada tahun ini.

“Proyeksi target sesuai dengan rencana perseroan yang telah disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni kredit dan DPK tumbuh double digit,” ucap Daniel kepada TrenAsia.com, Senin, 27 September 2021.

BINA menyalurkan kredit sebesar Rp3,11 triliun atau naik 6,2% ytd dari akhir 2020 yang sebesar Rp2,82 triliun. Di balik pertumbuhan kredit ini, BINA rupanya melakukan strategi dengan menurunkan suku bunga.

Tingkat suku bunga kredit rata-rata per tahun segmen modal kerja di BINA turun dari 14,33% pada akhir 2020 menjadi 12,31% pada semester I-2021. Hal ini juga terjadi pada segmen investasi, yakni dari 11,24% menjadi single digit 9,05% pada semester I-2021. 

Lalu, bunga kredit segmen konsumsi ditekan dari 12,63% pada akhir 2020 menjadi 10,77%. Dalam menjaga profitabilitas, BINA justru mengerek bunga kredit khusus karyawan dan direksi dari 9,23% pada akhir 2020 menjadi 10,35% pada paruh pertama tahun ini. 

Lebih rinci, penyaluran kredit ini terdiri dari kredit pihak ketiga Rp2,9 triliun dan pihak berelasi Rp163 miliar. Ditelisik lebih dalam, sebagian besar kredit berelasi ini berasal dari perusahaan yang terafiliasi dengan PT Indolife Pensiontama milik Anthoni Salim

Adapun perusahaan Anthoni Salim yang menarik kredit dari Bank Ina terdiri dari PT PT Indomobil Multitrada, PT Indomatsumoto Press & Dies Industri, PT Indomobil Finance Indonesia, PT Indofood Fortuna Makmur, hingga PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

Lalu, PT Indolakto,PT Indomobil Jasa Lintas Raya,  PT Indomobil Prima Energi, PT Fast Food Indonesia, PT Inti Prima Cemerlang, dan PT Suzuki Indomobil Sales. 

Di sisi lain, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) lebih signifikan lagi, yakni melesat 38% ytd menjadi Rp9,79 triliun dari sebelumnya Rp7,10 triliun. Sama seperti kredit, Daniel juga menyatakan optimistis DPK di Bank Ina tumbuh double digit tahun ini

Menyokong Pertumbuhan Aset

Kinerja intermediasi itu cukup untuk menyokong pertumbuhan aset BINA yang menyentuh 35% ytd.  Nilai aset BINA bergerak dari Rp8,43 triliun pada akhir 2020 menjadi RP11,36 triliun pada semester I-2021. Kendati intermediasi semakin membaik, BINA masih morat-marit dalam urusan permodalan. 

Total ekuitas BINA pada semester I-2021 ini berada di angka Rp1,14 triliun atau menyusut dibandingkan akhir 2020 yang sebesar Rp1,21 triliun. Sementata itu, nilai liabilitas BINA justru membengkak dari Rp7,2 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp10,21 triliun pada semester I-2021.

Maka dari itu, perseroan melakukan aksi penambahan modal dalam Penawaran Umum Terbatas (PUT) III melalui skema rights issue pada November 2021. Emiten bersandi BINA ini akan melepas 282,71 juta lembar saham baru dengan nilai nominal Rp100.

Harga pelaksanaan rights issue BINA berada di kisaran Rp4.200-Rp4.380 per lembar. Mengacu pada perkiraan harga tersebut, BINA bisa meraup dana paling banyak sebesar Rp1,23 triliun.

Adapun nilai rights issue ini setara 4,76% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan. Anthoni Salim melalui PT Indolife Pensiontama sebagai pemegang saham pengendali (PSP) bakal turut berpartisipasi dalam aksi korporasi ini.