Bank Indonesia: Nilai Tukar Rupiah Bakal Terus Menguat
- Bank Indonesia (BI) memperkirakan nilai tukar rupiah menguat 3,63% meski di tengah ketidakpastian global yang tinggi. Hal tersebut ditopang oleh prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat serta inflasi rendah.
Makroekonomi
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperkirakan nilai tukar rupiah menguat 3,63% meski di tengah ketidakpastian global yang tinggi. Hal tersebut ditopang oleh prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat serta inflasi rendah.
Imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik serta dampak positif dari implementasi PP 36/2023 tentang DHE SDA juga menjadi faktor menguatnya nilai rupiah. Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan BI memprediksi nilai tukar rupiah cenderung menguat dengan prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat hingga inflasi rendah.
"Imbal hasil aset keuangan menarik serta implementasi PP 36 2023 tentang DHE sumber daya alam ikut berpengaruh," tutur Perry dalam keterangan resmi, dikutip Rabu 26 Juli 2023.
- Penerapan ESG Genjot Nilai Perusahaan
- Jalin Kerja Sama dengan KlikDokter, BRI Perkuat Layanan Digital Payment
- Dekap 45 Persen Saham PT Khara Nusa Investama, Bamsoet: Murni Bisnis
Secara year to date, nilai tukar rupiah tercatat menguat 3,63% point to point (ptp) dari level akhir Desember 2022, lebih kuat dibandingkan dengan apresiasi Peso Filipina, Rupee India, dan Baht Thailand masing-masing sebesar 1,78%, 1,11%, dan 0,42%.
Persepsi investor terhadap prospek perekonomian Indonesia juga ikut menguat. Hal itu tercermin pada peningkatan outlook sovereign credit rating Indonesia oleh lembaga pemeringkat Rating and Investment Information, Inc (R&I), dari stabil menjadi positif, dengan level rating tetap terjaga pada BBB+ (dua notch di atas level terendah investment grade).
Bank Indonesia saat ini terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah melalui triple intervention dan twist operation untuk mencegah risiko rambatan ketidakpastian pasar keuangan global. “BI terus memperkuat kebijakan stabilitas nilai tukar rupah melalui triple intervention dan risk mitigation,” tegas Perry.