Nampak depan Gedung Bank Indonesia di Jl Thamrin Jakarta. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Industri

Bank Indonesia Prediksi Inflasi Januari 2023 Capai 0,4 Persen, Ini Penyebabnya

  • Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi Januari 2023 mencapai 0,40% dibandingkan bulan sebelumnya (month to month).

Industri

Laila Ramdhini

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi pada Januari 2023 mencapai 0,40% dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyebutkan perkiraan tersebut berasal dari Survei Pemantauan Harga (SPH) pada minggu pertama Januari 2023.

​​"Komoditas utama penyumbang inflasi Januari 2023 sampai dengan minggu pertama yaitu cabai rawit 0,08% (mtm), cabai merah 0,06% (mtm), bawang merah 0,04% (mtm), dan beras 0,03% (mtm)," tulis Erwin, dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu, 7 Januari 2023.

Di samping itu, daging ayam ras, emas perhiasan, dan rokok kretek filter masing-masing menyumbang inflasi sebesar 0,02% (mtm), serta tahu mentah, bawang putih, dan tarif air minum PAM masing-masing sebesar 0,01%  (mtm).

Sementara itu, sejumlah komoditas yang menyumbang deflasi pada periode ini yaitu bensin 0,06% (mtm), telur ayam ras 0,02% (mtm), dan angkutan udara 0,01% (mtm).

"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," kata Erwin.

Bank Indonesia (BI) dalam Rencana Anggaran Tahunan BI (RATBI) menargetkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada 2023 menurun ke level 3,61% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sepanjang tahun 2022 mencapai 5,51%  atau terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 107,66 pada Desember 2021 menjadi 113,59 pada Desember 2022.