Bank Indonesia Punya Stok 64 Ton Emas
BI juga mencatatkan kembali opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Tahunan BI 2019 dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Industri
Bank Indonesia (BI) mencatat stok emas hingga akhir 2019 mencapai Rp53,48 triliun. Angka tersebut naik dari tahun sebelumnya Rp46,86 triliun.
Apabila disetarakan, jumlah emas BI tersebut mencapai 64 ton (kurs Rp14.774 per dolar AS) dengan kurs emas US$1.732,5 per troy ounce.
Selain itu, dalam laporan keuangan BI 2019 yang dirilis pada Selasa, 26 Mei 2020, tercatat surplus anggaran mencapai Rp33,3 triliun. Realisasi angka ini menurun dibandingkan 2018 sebesar Rp48,02 triliun.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Menurut laporan tersebut, surplus terjadi karena penghasilan BI tahun lalu lebih besar dari bebannya. Pada tahun lalu, beban BI tercatat Rp46,58 triliun, meningkat dibandingkan dengan tahun 2018 yang sebesar Rp41,05 triliun.
Adapun total penghasilan BI juga turun pada tahun 2019, yakni sebesar Rp91,80 triliun. Padahal pada tahun 2018, penghasilan BI tercatat sebesar Rp105,87 trilun.
Sementara untuk total aset BI sepanjang 2019 mencapai Rp2.351,33 triliun, meningkat dari tahun 2018 yang tercatat Rp2.285,65 triliun.
BI juga mencatatkan kembali opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Tahunan BI 2019 dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
“Opini WTP telah dicapai selama 17 tahun terakhir secara berturut-turut, yang tidak terlepas dari upaya BI dalam mewujudkan tata kelola yang baik dalam mendukung pelaksanaan tugas BI sebagaimana diamanatkan Undang-Undang,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Selasa, 26 Mei 2020. (SKO)