<p>Menteri Keuangan, Sri Mulyani (kanan)  Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Bank Indonesia Sudah Guyur Likuiditas ke Perbankan Rp798 Triliun

  • Bank Indonesia (BI) telah menggelontorkan likuiditas atau quantitative easing (QE) di perbankan sebesar Rp798,85 triliun hingga 16 April 2020.

Industri

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) telah menggelontorkan likuiditas atau quantitative easing (QE) di perbankan sebesar Rp798,85 triliun hingga 16 April 2020.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, nominal tersebut setara dengan 5,18% dari produk domestik bruto (PDB). Rinciannya, bank sentral mengguyur perbankan sebanyak Rp726,57 triliun pada 2020 dan Rp72,27 triliun hingga bulan ini.

“Kondisi likuiditas tetap longgar sehingga mampu mendukung pembiayaan perekonomian,” kata Perry dalam webinar, Rabu 21 April 2021.

Perry menyampaikan, sinergi ekspansi moneter BI dengan akselerasi stimulus fiskal pemerintah terus diperkuat dengan pembelian surat berharga negara (SBN) oleh BI di pasar perdana.

Setelah pada 2020 melakukan pembelian dari pasar perdana sebesar Rp473,42 triliun untuk pendanaan APBN 2020, pada 2021 BI melanjutkan pembelian SBN dari pasar perdana untuk pembiayaan APBN Tahun 2021.

Besarnya pembelian SBN di pasar perdana hingga 16 April 2021 sebesar Rp101,91 triliun.

Pembelian tersebut terdiri dari pembelian melalui mekanisme lelang utama sebesar Rp28,33 triliun dan melalui mekanisme Greenshoe Option (GSO) sebesar Rp73,58 triliun.

Kondisi likuiditas yang longgar pada Maret 2021 telah mendorong tingginya rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yakni 33,58% dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tinggi sebesar 9,20% year on year (yoy).

Dari besaran moneter, pertumbuhan besaran moneter M1 dan M2 pada Maret 2021 tetap terjaga, yakni sebesar masing-masing 10,8% yoy dan 6,9% yoy. (RCS)