Bank Jago Mau Stock Split, Gojek Sudah Untung Rp25,40 Triliun
Emiten bank, PT Bank Jago Tbk (ARTO) menyatakan adanya peluang perseroan untuk melakukan stock split.
Korporasi
JAKARTA – Emiten bank, PT Bank Jago Tbk (ARTO) menyatakan adanya peluang perseroan untuk melakukan stock split.
Stock split dalam pengertian yang sederhana berarti pemecahan nilai saham. Tujuannya adalah meningkatkan jumlah saham yang beredar dan menurunkan harga per lembar saham agar menjadi lebih murah sehingga transaksinya menjadi ramai kembali.
“Kami selalu melihat semua potensinya, tapi kami belum membuat keputusan apapun untuk saat ini,” kata Wakil Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung dalam webinar, Kamis 22 April 2021.
Arief tak menyangkal jika aksi stock split dapat membuat likuiditas perusahaan lebih berkelanjutan. Sebab, semakin banyak jumlah pemegang saham publik, maka likuiditas juga membesar.
Ia juga berharap harga yang lebih terjangkau dapat membuat saham perseroan jadi lebih likuid. Sehingga dapat pula menopang kinerja pasar saham secara global.
Sekedar informasi, ARTO pertama kali melantai di Bursa Efek Indonesia pada 12 Januari 2016. Kala itu, ARTO menebar saham penawaran sebanyak 241.250.000 lembar dengan harga perdana yang ditawarkan masih senilai Rp132.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Dari transaksi perdana itu, ARTO meraup dana senilai Rp31, 84 miliar. Hingga pada akhir tahun lalu, PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek Indonesia) menambah kepemilikan saham sebanyak 1,96 miliar lembar di Bank Jago.
Transaksi itu dilakukan melalui PT Dompet Karya Anak Bangsa (GoPay) dengan nilai Rp1.150 per lembar atau total Rp2,25 triliun. Dengan adanya transasksi ini, maka Gojek kini telah memiliki total 2,4 miliar saham Bank Jago.
Sehingga, persentase genggaman saham Gojek bertambah jadi 22,16% dari seluruh saham beredar. Sebelumnya, porsi kepemilikan saham Gojek di ARTO hanya 449,14 juta lembar atau 4,14%.
Pada perdagangan Jumat, 23 April 2021, saham ARTO susut 1,18% sebanyak 125 poin ke level Rp10.475 dari harga pembukaan di Rp10.600. Adapun kapitalisasi pasar ARTO mencapai Rp146,87 triliun.
Artinya, sejak melakukan saham perdana, harga saham ARTO tercatat meroket hingga 7.835% dari semula Rp136 menjadi Rp10.475 per lembar.
Mengacu pada harga terkini kemudian membandingkannya dengan harga penambahan saham oleh Gojek pada Desember 2020, maka perusahaan penyedia aplikasi transportasi ini telah meraup untung sebanyak Rp25,40 triliun. (RCS)