
Bank Mandiri (BMRI) Naikkan Rasio Dividen ke 78 Persen, Cek Prospek Sahamnya
- Sebagai pemegang saham pengendali, pemerintah menerima Rp22,62 triliun dari total dividen. Jika sebelumnya dana ini langsung disetorkan ke rekening kas umum negara, kini akan dikelola oleh Danantara sebagai bagian dari strategi pengelolaan dana pemerintah.
Bursa Saham
JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk meningkatkan rasio dividen dari 60% pada 2023 menjadi 78% pada 2024. Kenaikan ini langsung direspons positif oleh pasar dengan lonjakan harga saham perseroan. Bagaimana rekomendasi sahamnya?
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa, 25 Maret 2025, Bank Mandiri menetapkan dividen sebesar Rp43,5 triliun dari laba bersih Rp55,78 triliun. Dengan demikian, pemegang saham menerima Rp466,18 per lembar saham.
Peningkatan rasio dividen ini mencerminkan strategi pro-investor Bank Mandiri, yang membagikan laba lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya. Dibandingkan dengan harga saham BMRI pada penutupan Senin, 24 Maret 2025, di level Rp4.460, potensi dividend yield mencapai 10,45%, tertinggi di sektor perbankan nasional.
- Link Live Streaming Timnas Vs Bahrain di Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Satu Dekade Rasio Dividen BBRI Naik dari 30 ke 85 Persen
- Perbedaan Metode 1 Syawal Antara Muhammadiyah dan NU
Sebagai pemegang saham pengendali, pemerintah menerima Rp22,62 triliun dari total dividen. Jika sebelumnya dana ini langsung disetorkan ke rekening kas umum negara, kini akan dikelola oleh Danantara sebagai bagian dari strategi pengelolaan dana pemerintah.
Pada tahun buku 2023, Bank Mandiri membagikan dividen Rp33,04 triliun dengan rasio 60% dari laba bersih Rp55,06 triliun. Peningkatan rasio dividen menjadi 78% pada 2024 menunjukkan komitmen perseroan dalam memberikan keuntungan lebih besar kepada pemegang saham.
Dari sisi kinerja, laba Bank Mandiri tumbuh 1,31% YoY dari Rp55,06 triliun pada 2023 menjadi Rp55,78 triliun pada 2024. Pendapatan bunga dan syariah bersih mencapai Rp101,75 triliun, naik 6,12% YoY, yang turut mendukung pertumbuhan laba perseroan.
Total dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri tumbuh 7,74% YoY menjadi Rp1.698,89 triliun. Loan to deposit ratio (LDR) meningkat menjadi 98,04% dari 86,75% tahun sebelumnya. Aset Bank Mandiri juga mengalami kenaikan 11,63% YoY menjadi Rp2.427,22 triliun pada akhir 2024.
RUPST tahun ini menetapkan delapan agenda, termasuk laporan tahunan, perubahan pengurus, serta rencana buyback saham. Selain itu, strategi bisnis jangka panjang juga dibahas untuk memastikan keberlanjutan pertumbuhan dan daya saing Bank Mandiri dalam industri perbankan nasional.
Seiring dengan pengumuman dividen dengan kenaikan rasio, saham BMRI pada perdagangan hari ini, pukul 15.43 WIB, atau lima belas menit sebelum penutupan, terpantau melesat 7,40% ke level Rp4.800 per saham.
Peningkatan harga saham ini menjadi sinyal positif, mengingat nilai emiten berkodekan BMRI telah mengalami tekanan hebat sepanjang tahun ini, yakni 16,32%. Namun, pelemahan ini menjadi peluang mengingat rata-rata konsensus menargetkan saham ini di level Ro6.757 per saham.
Diketahui, dari konsensus terhadap 37 analis yang dihimpun Bloomberg, sebanyak 33 analis merekomendasikan *buy*, sementara 4 analis merekomendasik *hold*, dan tidak analis yang merekomendasikan jual.
Kinerja Bulanan
Sebelumnya, Bank Mandiri melaporkan laba bersih secara bank only sebesar Rp7,59 triliun per Februari 2025, tumbuh 6% YoY. Ini ditopang pendapatan bunga bank berlogo pita emas ini mencapai Rp19,33 triliun, meningkat 12,64% YoY dalam dua bulan pertama 2025.
Sementara itu, beban bunga meningkat 26,02% YoY menjadi Rp6,78 triliun per Februari 2025. Alhasil, pendapatan bunga bersih BMRI tercatat sebesar Rp12,55 triliun, tumbuh 6,63% YoY. Pertumbuhan laba ini juga didukung oleh penurunan kerugian nilai aset keuangan (impairment), yang susut 8,69% YoY menjadi Rp1,47 triliun dari Rp1,61 triliun.
Perolehan laba juga ditopang oleh penyaluran kredit BMRI yang mencapai Rp1.307,64 triliun, tumbuh 19,05% YoY per Februari 2025. Realisasi ini jauh melampaui pertumbuhan kredit industri perbankan yang hanya 10,3% YoY pada periode yang sama. Penyaluran kredit tersebut turut mendorong total aset bank pelat merah ini menjadi Rp1.937,46 triliun, naik 16,36% YoY per Februari 2025.
Di sisi pendanaan, perseroan menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.414,42 triliun dalam dua bulan pertama tahun ini, tumbuh 16,98% dibandingkan posisi Februari 2024. Pertumbuhan simpanan BMRI tercatat pada semua jenis, baik giro, tabungan, maupun deposito.