Ilustrasi bank digital di Indonesia. Infografis: Deva Satria/TrenAsia
Korporasi

Bank Mandiri Buka Peluang Akuisisi Bank Digital

  • Akuisisi di industri perbankan semakin masif di tahun ini. Tidak ingin ketinggalan, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menyatakan tengah mengkaji aksi korporasi akuisisi bank digital.
Korporasi
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – Akuisisi di industri perbankan semakin masif di tahun ini. Tidak ingin ketinggalan, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menyatakan tengah mengkaji aksi korporasi akuisisi bank digital.

Direktur Keuangan & Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo menyebut opsi ini kemungkinan ditempuh untuk memperkuat layanan perbankan digital yang dimiliki perseroan. Selain itu, akuisisi dinilai bisa menjangkau lebih banyak nasabah baru.

“Kami akan terus mengkaji potensi untuk melakukan inisiatif. Termasuk untuk mengakuisisi atau membangun bank digital,” ungkap Sigit dalam paparan terbuka virtual, Rabu, 8 September 2021,

Akselerasi solusi digital, kata Sigit, masuk sebagai salah satu dari tiga prioritas bisnis di Bank Mandiri tahun ini. Berbeda dari layanan digital perbankan lain, Bank Mandiri menyebut bakal tetap menyasar nasabah wholesale banking dan retail sebagai pangsa pasar pasar utama.

Selain itu, prioritas kedua yang ditempuh perseroan adalah tetap mencapai pertumbuhan kredit serta menjaga tingkat non performing loan (NPL). Hingga semester I-2021, Bank Mandiri tercatat telah menyalurkan kredit secara konsolidasian sebesar Rp1.014,3 triliun atau tumbuh 16,4% secara tahunan (year on year/yoy).

Adapun NPL gross Bank Mandiri parkir di level 3,19%. Angka itu berada di bawah rata-rata industri yang sebesar 3,24% pada periode yang sama.

Lalu, profitabilitas juga rupanya menjadi sorotan perseroan di tahun ini. Kendati demikian, Bank Mandiri tercatat berhasil memperluas aspek profitabilitas.

Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), Bank Mandiri mencatat pertumbuhan 19,73% yoy menjadi Rp1.169,2 triliun.

Melesatnya DPK itu dibarengi dengan adanya peningkatan dana murah atau CASA. Secara konsolodasian, CASA Bank Mandiri merangkak naik dari 61,89% pada semester I-2020 menjadi   68,39% pada semester I-2021.

Di sisi lain, pertumbuhan penyaluran kredit dan net interest margin (NIM) Bank Mandiri berbanding lurus. Hal ini tampak dari pertumbuhan kredit konsolidasi sebesar 16,4% yoy menjadi Rp1.014,3 triliun.

Sementara NIM bank pelat merah itu juga terdorong dari 4,93% pada semester I-2020 menjadi 5,01% pada semester I-2021. Adapun Return on equity (ROE) Bank Mandiri juga ikut merangkak naik menjadi 12,42% pada semester I-2021 dari sebelumnya 11,27% pada semester I-2021.