Bank Mandiri Cetak Laba Bersih Rp28,03 Triliun Tahun 2021, Tumbuh 66,8%
- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berhasil mencetak pertumbuhan bisnis melalui implementasi strategi bisnis yang konsisten dengan mengoptimalkan transformasi digital. Hasilnya, sepanjang tahun 2021, perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp28,03 triliun, tumbuh 66,8% secara year on year (YoY).
Industri
JAKARTA- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berhasil mencetak pertumbuhan bisnis melalui implementasi strategi bisnis yang konsisten dengan mengoptimalkan transformasi digital.
Hasilnya, sepanjang tahun 2021, perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp28,03 triliun, tumbuh 66,8% secara year on year (YoY).
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyatakan capaian kinerja yang signifikan tersebut selaras dengan pemulihan ekonomi secara nasional yang didukung oleh kebijakan Pemerintah lintas sektoral serta penanganan COVID-19 yang efektif menggairahkan roda perekonomian di dalam negeri.
"Sepanjang tahun 2021, Bank Mandiri telah secara aktif mengimplementasikan transformasi digital untuk mencapai strategi jangka panjang dan menghasilkan pertumbuhan bisnis berkelanjutan," kata Darmawan di sela Paparan Kinerja Bank Mandiri 2021 di Jakarta, Kamis 27, Januari 2022.
Ditambahkan, pertumbuhan laba bersih tersebut ditopang oleh optimalisasi fungsi intermediasi perseroan yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang positif.
- 5 Tips Agar Hobimu Tidak Bikin Bangkrut
- Instagram Kembangkan Fitur Langganan Berbayar untuk Kreator, Kabar Baik Bagi Influencer!
- AS Kirim Bantuan Perlengkapan Militer ke Ukraina, Bentuk Dukungan Melawan Rusia
Tercatat, hingga akhir 2021, laju kredit perseroan secara konsolidasi mampu tumbuh positif sebesar 8,86% secara YoY menjadi Rp1.050,16 triliun lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit Industri sebesar 5,2% YoY.
Bila dirinci berdasarkan segmennya, kredit korporasi masih menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan dengan realisasi mencapai Rp370 triliun atau tumbuh sebesar 8% YoY secara konsolidasi.
Sementara itu, kredit komersial mencatat pertumbuhan tertinggi di tahun 2021 sebesar 9,7% secara YoY menjadi sebesar Rp174 triliun.
"Dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, Bank Mandiri berkomitmen untuk bersama-sama mendorong kebangkitan ekonomi di sektor-sektor potensial pada masing-masing wilayah termasuk UMKM," tambah Darmawan.
Tercatat, sepanjang tahun 2021, penyaluran kredit UMKM Bank Mandiri terus mencatat peningkatan signifikan sebesar 15% secara tahunan dengan nilai realisasi menembus Rp103,5 triliun. Pertumbuhan pada sisi kredit UMKM, juga didukung oleh upaya pemerintah dan regulator lewat optimalisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Hasilnya, realisasi penyaluran KUR Bank Mandiri berhasil memenuhi target yang dipatok oleh Pemerintah pada tahun 2021 sebesar Rp35 triliun kepada lebih dari 371 ribu debitur.
Sejalan dengan mandat pemerintah, penyaluran KUR Bank Mandiri utamanya disalurkan ke sektor produktif seperti pertanian sebesar Rp9,93 triliun serta industri pengolahan dan lainnya sebesar Rp6,88 triliun.
Pertumbuhan ini juga diimbangi dengan kualitas aset yang mengalami perbaikan secara bank only. Per akhir 2021, rasio NPL Bank Mandiri berhasil menurun sebesar 48 bps secara YoY ke level 2,81%. Meski NPL relatif menurun, perseroan tetap melakukan peningkatan rasio pencadangan atau coverage ratio sebesar 2.662 bps secara tahunan menjadi 261,5%.
Restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 juga terus menunjukan tren yang melandai seiring dengan momentum pertumbuhan ekonomi. Sampai dengan akhir Desember 2021 total restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 (bank only) di Bank Mandiri yaitu sebesar Rp69,7 triliun, posisi ini menurun dibandingkan kondisi akhir tahun 2020 yang mencapai Rp93,3 triliun.
"Sebagai langkah antisipasi potensi penurunan kualitas kredit, kami terus menjaga pembentukan pencadangan. Per akhir Desember 2021, Bank Mandiri telah membukukan biaya CKPN sebesar Rp13,9 triliun dengan rasio NPL coverage berada di level yang memadai," kata Darmawan.
Fungsi intermediasi tersebut juga diimbangi pertumbuhan DPK yang kuat, yakni sebesar 12,8% YoY secara konsolidasi menjadi Rp1.291,18 triliun lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan DPK Industri sebesar 12,2% YoY.
Darmawan menambahkan, pertumbuhan DPK ini utamanya ditopang oleh peningkatan dana murah (CASA) secara konsolidasi sebesar 19,8% YoY yang turut berkontribusi menjaga Cost of Fund (CoF) di angka 1,71% secara konsolidasi, sehingga rasio CASA Bank Mandiri (konsolidasi) meningkat sebesar 407 basis poin (bps) secara tahunan menjadi 69,7%.
Peningkatan rasio CASA ini, disumbang oleh pertumbuhan dana tabungan yang secara konsolidasi meningkat 12,8% YoY dari Rp431 triliun di akhir 2020 menjadi Rp487 triliun serta pertumbuhan giro yang secara konsolidasi meningkat 29,2% YoY dari Rp320 triliun di akhir 2020 menjadi Rp413 triliun pada tahun lalu.
Pertumbuhan CASA dan penyaluran kredit yang berkelanjutan juga ikut menopang pertumbuhan aset Bank Mandiri secara konsolidasi di tahun 2021 menjadi Rp1.726 triliun, tumbuh 11,9% lebih tinggi dibanding periode tahun sebelumnya.
"Pertumbuhan kinerja berkelanjutan Bank Mandiri sepanjang tahun 2021 menunjukkan bahwa tren pertumbuhan terus membaik. Kami tentunya secara berkala akan memantau kondisi perekonomian, termasuk menggali potensi-potensi bisnis untuk menunjang pertumbuhan kinerja yang optimal," kata Darmawan.
Seluruh kinerja positif dan inisiatif yang telah Bank Mandiri lakukan di tahun 2021 direfleksikan pada kinerja saham Bank Mandiri yang naik sebesar 11,1% YoY, unggul diatas pertumbuhan IHSG atau Indeks Harga Saham Gabungan sebesar 10,1% YoY. Kinerja keuangan yang baik serta meningkatnya kepercayaan investor merupakan faktor utama peningkatan kinerja saham Bank Mandiri tahun 2021.
Konsisten Mengembangkan Layanan Digital Bank Mandiri
Pertumbuhan kinerja Bank Mandiri sepanjang tahun 2021, tidak terlepas dari peran teknologi pada bisnis perseroan. Pada kuartal IV-2021, Bank Mandiri lanjut Darmawan telah menghadirkan solusi perbankan digital yang andal kepada nasabah lewat Super App Livin' by Mandiri untuk menghadirkan customer experience selayaknya layanan cabang dalam genggaman yang dispesifikasi ke nasabah ritel serta Wholesale Digital Super Platform Kopra by Mandiri yang memberikan layanan digital single access kepada nasabah whosale.
Akselerasi kedua layanan digital perseroan ini pun telah mencetak sejumlah pencapaian positif di tahun 2021. Sejak diluncurkan pada Oktober 2021 lalu, aplikasi Livin' by Mandiri telah diunduh sebanyak lebih dari 7,5 juta kali dengan total pengguna menembus 10 juta nasabah dan melayani lebih dari 1,5 miliar transaksi dengan nilai transaksi sebesar Rp1.630 triliun.
Sementara itu, Platform Digital Kopra by Mandiri mencatatkan transaksi wholesale channel sebesar Rp13.500 triliun dan mampu melayani transaksi trade finance sebesar Rp553 triliun serta bank guarantee mencapai Rp94,3 triliun hingga akhir 2021.
Melalui inisiatif "Mandiri Jadi Digital", bank berlogo pita emas ini mampu mengoptimalkan dana pihak ketiga serta menekan biaya dana dengan lebih efisien. Rasio CASA Bank Mandiri sepanjang 2021 secara bank only terjaga di angka 74%, meningkat dari posisi akhir tahun 2020 lalu yakni sebesar 68,51%.
"Pada tahun 2021 lalu, Bank Mandiri telah berhasil melakukan lompatan dengan mendigitalisasi hampir seluruh layanan transaksi nasabah.” jelasnya.
Melalui pengembangan dan optimalisasi layanan secara digital, Bank Mandiri optimis pertumbuhan kinerja akan semakin membaik. Untuk itu, Bank Mandiri telah menyiapkan sederet inovasi layanan yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan transaksi finansial nasabah baik retail maupun wholesale melalui dua produk digital andalan yaitu Livin' by Mandiri dan Kopra by Mandiri.