Bank Mandiri dan DJKN Perpanjang Kerja Sama Lelang Aset
JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sepakat memperpanjang kerja sama dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) atas pelaksanaan lelang aset sesuai pasal 6 UU Hak Tanggungan dan Lelang Eksekusi Jaminan Fidausia. Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan, kerja sama ini dilakukan untuk menyempurnakan sistem pengkinian data yang direncanakan dilakukan per tiga bulan, serta […]
Industri
JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sepakat memperpanjang kerja sama dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) atas pelaksanaan lelang aset sesuai pasal 6 UU Hak Tanggungan dan Lelang Eksekusi Jaminan Fidausia.
Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan, kerja sama ini dilakukan untuk menyempurnakan sistem pengkinian data yang direncanakan dilakukan per tiga bulan, serta sebagai upaya mendukung perseroan dalam menekan rasioa non performing loan (NPL).
“Perjanjian ini dapat mengoptimalkan hasil lelang eksekusi hak tanggungan dan jaminan fidausia yang dikelola Bank Mandiri,” ungkapnya di Jakarta, Senin, 20 Juli 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Dalam kerja sama sebelumnya atau semester I-2020, kata Royke, perusahaannya berhasil mendapatkan Rp163,8 miliar. Pelaksanaannya sendiri dilakukan melalui kantor lelang negara yang berada di seluruh Indonesia. Ia pun berharap, semester II tahun ini akan menghasilkan dana yang lebih tinggi.
Peserta lelang, lanjutnya, dapat mengakses informasi lengkap mengenai objek lelang aset Bank Mandiri dengan mengunjungi situs lelang.bankmandiri.co.id.
Diketahui, pada kuartal I-2020, emiten pelat merah ini meraup laba bersih sebesar Rp7,92 triliun, tumbuh 9,44% dibandingkan dengan Maret 2019 yang tercatat Rp7,23 triliun.
Royke mengatakan, tersebut didukung oleh pertumbuhan pendapatan berbasis biaya sebesar Rp7,74 triliun, tumbuh 23,95% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp6,24 triliun.
Selain itu, kenaikan laba juga didorong oleh pertumbuhan kredit konsolidasi sebesar 14,20%, yakni dari Rp790,5 triliun pada Maret 2019 menjadi Rp902,7 triliun pada Maret 2020, dengan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross berada di level 2,36%.
Portofolio kredit di segmen wholesale pada triwulan I-2020 mencapai Rp513 triliun atau tumbuh 17,92% year-on-year (yoy), sedangkan pada segmen retail, pertumbuhan sebesar 9,47% yoy dengan nominal Rp273,1 triliun.
Adapun pertumbuhan kredit telah disalurkan kepada lebih dari 929 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan total nilai Rp89,2 triliun. Angka tersebut tumbuh 6,90% yoy dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
“Untuk program Kredit Usaha Rakyat (KUR), selama triwulan I-2020, total KUR yang disalurkan mencapai Rp6,58 triliun, tumbuh 27,2% (yoy) dengan jumlah penerima sebanyak 79.060 debitur,” ujarnya.