Ilustrasi pariwisata di Bali.  (Dok. Kemenparekraf)
Industri

Bank Mandiri Prediksi Pariwisata Masih Suram hingga Akhir 2020

  • JAKARTA – Office of Chief Economist PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. memperkirakan sektor perhotelan dan pariwisata masih akan terdampak pandemi hingga akhir 2020. “Mengacu pada aturan pelarangan masuk bagi warga negara asing (WNA) sampai pandemi dinyatakan berakhir, maka sulit mengharapkan kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia,” tulis manajemen dalam keterangan resmi yang diterima TrenAsia.com, Jumat, […]

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Office of Chief Economist PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. memperkirakan sektor perhotelan dan pariwisata masih akan terdampak pandemi hingga akhir 2020.

“Mengacu pada aturan pelarangan masuk bagi warga negara asing (WNA) sampai pandemi dinyatakan berakhir, maka sulit mengharapkan kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia,” tulis manajemen dalam keterangan resmi yang diterima TrenAsia.com, Jumat, 16 Oktober 2020.

Aturan yang dimaksud, yakni Permenkumhan No. 11/2020 tentang Pelarangan Sementara Orang Asing Masuk Wilayah NKRI.

Bank Mandiri pun memperkirakan total kunjungan wisatawan mancanegara sampai akhir tahun sebesar 3,9 hingga 4,4 juta kunjungan, turun drastis dibandingkan 16,2 juta kunjungan sepanjang 2019. Adapun tujuan ke Bali hanya mencapai 1 hingga 1,1 juta kunjungan, merosot jauh dari 6,3 juta pada tahun lalu.

Diketahui, kunjungan wisatawan mancanegara memang masih tertekan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kunjungan turis asing ke Indonesia pada Agustus 2020 terkontraksi hingga -89,2% year-on-year (yoy).

Meskipun jumlahnya masih lebih banyak dibandingkan Juli 2020 yang sebanyak 157.939 orang, 164.970 turis yang berkunjung pada Agustus 2020 tetap tercatat rendah.

Adapun kunjungan tersebut datang lewat jalur udara sebanyak 5.645 kunjungan, jalur darat 107.594 kunjungan, dan melalui jalur laut 51.731 kunjungan.

Kemudian jika dilihat berdasarkan kedatangan, Bandara Soekarno-Hatta mencatat mobilitas turis asing paling banyak, yakni 4.469 orang, sedangkan Bandara Ngurah Rai hanya sebanyak 12 kunjungan.

“Lalu dari lima belas bandara internasional utama di Indonesia, enam di antaranya tidak menerima satu pun kedatangan wisman,” tulisnya.

Meskipun demikian, BPS juga mencatat adanya perbaikan okupansi pada hotel secara nasional yang saat ini mencapai 32,9% per Agustus 2020, naik dibanding 28.1% per Juli 2020.

Perbaikan terbesar terjadi di kelompok hotel bintang 3 dan 4 yang masing-masing mencapai 34,3% dan 34,2%.

Sementara itu, hotel bintang 5 juga meningkat menjadi 27,6% pada Agustus 2020 yang sebelumnya tercatat 23,3% pada Juli 2020. Selanjutnya, hotel bintang 2 menjadi sebesar 33,0% dari sebelumnya 30,9% pada Juli 2020. Terakhir, hotel bintang 1 sebesar 24,1% dari 23,8% pada Juli 2020.

Ditinjau dari sisi per provinsi, beberapa provinsi penting yang meningkat adalah DKI Jakarta (36,2%), Jawa Barat (40,8%), dan DIY (39,9%).

“Tetapi Bali sebagai daerah tujuan utama pariwisata jutsru tidak banyak berubah dengan occupancy rate sebesar 3,7% pada Agustus 2020,” katanya.