<p>Suasana pelayanan nasabah di kantor Cabang Plaza Mandiri, Jakarta, Jum&#8217;at 29 Mei 2020. Bank Mandiri saat ini telah menerapkan serangkaian protokol untuk memulai skenario New Normal di masa pandemi COVID-19 sesuai dengan surat edaran Menteri BUMN  Nomor S-336/MBU/05/2020 tentang antisipasi skenarioThe New Normal Badan Usaha Milik Negara. Protokol tersebut saat ini telah disosialisasikan melalui kanal media komunikasi Bank Mandiri di seluruh kantor utama maupun cabang yang tersebar di dalam dan luar negeri. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Finansial

Bank Mandiri Salurkan Kredit Rp1.272 Triliun, Tumbuh Melampaui Rata-Rata Industri

  • Per-akhir Juni 2023, Bank Mandiri mencatat penyaluran kredit sebesar Rp1.272 triliiun.

Finansial

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Pertumbuhan kredit PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) pada semester I-2023 melebihi rata-rata industri perbankan pada periode yang sama.

Per-akhir Juni 2023, Bank Mandiri mencatat penyaluran kredit sebesar Rp1,27 kuadriliun, yang mana angkanya meningkat 11,8% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari Rp1,13 kuadriliun pada paruh pertama tahun lalu.

Peningkatan tersebut berada di atas rata-rata pertumbuhan kredit industri perbankan pada semester I-2023 yang tercatat di angka 7,8% yoy.

Pertumbuhan kredit Bank Mandiri pada semester I-2023 didorong paling besarnya oleh kredit komersial yang meningkat 18,9% yoy menjadi Rp215,7 triliun.

Sementara itu, kredit Usaha Kecil Menengah (UKM) Bank Mandiri meningkat 11,7% yoy ke angka Rp72,3 triliun, sedangkan kredit konsumer tumbuh 11,3% yoy menjadi Rp106 triliun.

Cost of credit Bank Mandiri secara bank-only pada semester I-2023 berada di angka 0,98%, menurun dari 1,27% yang tercatat pada semester I-2022.

"Dalam mendorong penyaluran kredit, kami fokus pada sektor yang prospektif yang merupakan bisnis turunan dari ekosistem segmen wholesale di setiap wilayah," ujar Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam konferensi pers yang diselenggarakan secara virtual, Senin, 31 Juli 2023.

Kenaikan penyaluran kredit Bank Mandiri pun terjadi beriringan dengan rasio kredit macet alias nonperforming loan (NPL) perseroan yang membaik dari 2,47% pada semester I-2022 menjadi 1,53% pada semester I-2023.

Sementara itu, rasio pencadangan terhadap kredit bermasalah atau NPL coverage ratio bank only berada di angka 342,2%, melejit dari 274,5% yang tercatat pada paruh pertama tahun 2022.

Diterangkan oleh Darmawan, pencadangan untuk NPL dinaikkan oleh perseroan sementara nilai restrukturisasi kredit COVID-19 Bank Mandiri terus menurun dan kini tersisa sebesar Rp26,6 triliun dengan penurunan 54,3% yoy.

Menurut Darmawan, penurunan nilai restrukturisasi kredit COVID-19 didorong oleh pelunasan dan pembayaran cicilan debitur seiring dengan bisnis mereka yang sudah kembali normal.

"Penurunan ini didorong oleh pelunasan dan pembayaran cicilan debitur, dan bisnis para debitur yang sudah kembali normal," katanya.

Kenaikan penyaluran kredit Bank Mandiri pada semester pertama tahun ini pun menopang kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 13,1% ke angka Rp47,3 triliun. Sementara itu, pendapatan nonbunga Bank Mandiri tumbuh 14% menjadi Rp18,4 triliun.

Kenaikan pendapatan itu pun mendorong laba bersih Bank Mandiri untuk tumbuh 24,9% yoy menjadi Rp25,2 triliun pada semester I-2023.