<p>Gedung Bank Mandiri. / Facebook @bankmandiri</p>
Industri

Bank Mandiri Terbitkan Surat Utang Rp50 Triliun

  • PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menerbitkan dua surat utang berdenominasi rupiah dan euro dengan nilai total Rp50 triliun.

Industri
Khoirul Anam

Khoirul Anam

Author

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menerbitkan dua surat utang berdenominasi rupiah dan euro dengan nilai total Rp50 triliun.

Untuk surat utang berdenominasi euro, Bank Mandiri merilis surat utang jangka menengah (Euro Medium Term Note/EMTN) senilai total US$2 miliar setara Rp30 triliun.

Senior Vice President Corporate Secretary Group Bank Mandiri Rully Setiawan mengatakan penerbitan EMTN ini adalah emisi kali kedua dengan nilai US$500 juta setara Rp7,5 triliun. Pengumuman rencana roadshow telah dilakukan kepada calon investor pada 5 Mei 2020.

“Penerbitan pertama di bawah program EMTN sebesar US$750 juta telah diselesaikan pada 11 April 2019,” kata dia dalam surat laporan kepada Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dirilis di keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa, 5 Mei 2020.

Emisi EMTN ini bakal diterbitkan sejak 5 Mei 2020 untuk investor di luar AS. Surat utang akan dicatatkan di Bursa Efek Singapura. Nilai emisi kurang dari 20% ekuitas perseroan per 31 Desember 2019.

Dana yang diperoleh dari emisi EMTN akan digunakan bagi keperluan umum perseroan. Rencana penerbitan EMTN diklaim akan memberikan dampak positif terhadap kondisi keuangan emiten bersandi saham BMRI itu.

Fitch Ratings pada 5 Mei 2020, menetapkan peringkat obligasi yang dirilis Bank Mandiri pada level BBB-. Bank Mandiri merilis surat utang jangka menengah senilai US$2 miliar berdenominasi euro dengan tenor lima tahun.

Fitch mengatakan, dengan kepemilikan saham mayoritas oleh pemerintah Indonesia yakni 60% dapat memberikan dukungan luar biasa kepada BMRI saat dibutuhkan. Ini didasarkan pada kepentingan sistemik bank ini cukup tinggi.

Apalagi, kata Fitch, Bank Mandiri adalah bank komersial terbesar kedua dari sisi aset. Bank Mandiri juga menguasai 15% pangsa pasar. Karena itu, Bank Mandiri akan sensitif jika peringkat negara Indonesia dipangkas.

Saat bersamaan, emiten bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut juga merilis obligasi berdenominasi rupiah dengan nilai Rp20 triliun. Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) II ini akan diawali tahap I dengan nilai pokok Rp1 triliun.

Emisi obligasi ini diterbitkan dalam dua seri yang telah mendapatkan pernyataan efektif pada 30 April 2020. Masa penawaran umum dilakukan pada 5-6 Mei dengan masa penjatahan pada 8 Mei, serta akan dicatatkan di BEI pada 13 Mei 2020.

Untuk obligasi seri A ditawarkan senilai Rp350 miliar dengan bunga tetap 7,75% berjangka waktu 5 tahun. Sementara seri B, ditawarkan senilai Rp650 miliar dengan bunga tetap 8,30% bertenor 7 tahun.

PUB II tahap I ini, Bank Mandiri mendapatkan peringkat AAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Bertindak selaku penjamin pelaksana emisi adalah PT Mandiri Sekuritas, PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk., dan wali amanat PT Bank Permata Tbk.

Dari kedua emisi surat utang itu, Bank Mandiri akan mendapatkan dana senilai Rp8,5 triliun. Dana yang diperoleh dari penerbitan dua surat utang akan digunakan untuk mendukung rencana bisnis bank dalam jangka menengah dan panjang.

Pada perdagangan Selasa, 5 Mei 2020, saham BMRI ditutup terkoreksi 1,63% sebesar 70 poin ke level Rp4.220 per lembar. Kapitalisasi pasar saham BMRI mencapai Rp196,93 triliun dengan imbal hasil negatif 40,35% dalam setahun terakhir. (SKO)