Bank Mandiri Ungkap Tantangan Bisnis, dari Likuiditas hingga Daya Beli
- Meski suku bunga tren turun, likuiditas tetap ketat, terutama karena Surat Berharga Rupiah Bank Indonesia (SRBI) menawarkan imbal hasil (yield) tingg
Perbankan
JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) terus memperkuat perannya sebagai salah satu pilar utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Di tengah tantangan ekonomi global dan domestik, Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, mengungkapkan bahwa perseroan fokus menjaga pertumbuhan berkelanjutan sekaligus mendukung pelaku UMKM dalam mengembangkan usahanya.
Kondisi likuiditas yang ketat menjadi salah satu perhatian utama. Penurunan daya beli masyarakat kelas bawah, yang diperburuk oleh potensi layoff di berbagai sektor usaha, turut menjadi tantangan yang diantisipasi oleh Bank Mandiri.
- Viral Pria Rendahkan Siswa di Surabaya, Bagaimana Konsekuensi Hukumnya?
- Pre-Booking Hyundai All New Tucson Dibuka, Kisaran Harga Rp 600 Jutaan
- Tegas! Menperin Beri 3 Syarat Buat iPhone 16 Masuk RI
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPR pada 13 November 2024, Darmawan menyampaikan kekhawatirannya terhadap tren negatif yang berlanjut pada Purchase Managers’ Index (PMI) Manufaktur selama empat bulan berturut-turut. Hal ini dianggap dapat menghambat laju pertumbuhan ekonomi.
Meski suku bunga tren turun, likuiditas tetap ketat, terutama karena Surat Berharga Rupiah Bank Indonesia (SRBI) menawarkan imbal hasil (yield) tinggi. Hal ini menciptakan persaingan baru dalam penempatan dana, dengan masyarakat lebih memilih instrumen investasi yang menawarkan yield lebih menarik dibandingkan produk perbankan konvensional.
“Penurunan suku bunga tidak langsung mendorong biaya dana (Cost of Fund/CoF) menjadi lebih rendah, karena ekspektasi masyarakat terhadap yield yang lebih tinggi telah mengubah dinamika pasar,” jelas Darmawan.
Di sisi lain, Bank Mandiri tetap optimis terhadap peluang pertumbuhan di tahun mendatang. Perseroan akan terus mendukung inisiatif strategis pemerintah melalui tujuh fokus utama, antara lain program makanan bergizi gratis, swasembada pangan, pemberantasan TBC, pengembangan fasilitas kesehatan, hingga pembangunan rumah sakit di daerah dan perbaikan infrastruktur.
Keberhasilan strategi ini tercermin dalam pencapaian positif pada kuartal-III 2024. Bank Mandiri mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp42 triliun, tumbuh 7,56% secara tahunan (year-on-year/YoY) dibandingkan Rp39,1 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Selain itu, kredit yang disalurkan hingga September 2024 meningkat signifikan sebesar 22,1% YoY menjadi Rp1.590 triliun, jauh melampaui rata-rata pertumbuhan industri nasional sebesar 11%.
Darmawan menegaskan bahwa pertumbuhan positif ini menunjukkan komitmen Bank Mandiri dalam mendukung sektor-sektor strategis, sekaligus mencerminkan peran aktif perseroan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia.