Posisi Kuat, Bank Mega Milik Chairul Tanjung Peroleh Peringkat idAA- dari Pefindo
JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan peringkat idAA- kepada PT Bank Mega Tbk, berlaku mulai 26 November 2020 sampai 1 November 2021. Putri Amanda dan Kreshna Armand selaku analis mengungkapkan, peringkat tersebut mencerminkan posisi Bank Mega cukup kuat di industri perbankan. “Posisi perseroan cukup kuat didukung oleh PT CT Corpora alias CT Corp,” […]
Nasional & Dunia
JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan peringkat idAA- kepada PT Bank Mega Tbk, berlaku mulai 26 November 2020 sampai 1 November 2021.
Putri Amanda dan Kreshna Armand selaku analis mengungkapkan, peringkat tersebut mencerminkan posisi Bank Mega cukup kuat di industri perbankan.
“Posisi perseroan cukup kuat didukung oleh PT CT Corpora alias CT Corp,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima TrenAsia.com, Jumat, 4 Desember 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Selain itu, modal dan likuiditas Bank Mega juga dinilai kuat. Pada kuartal III-2020, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) perseroan naik dari 23,7% per 2019 menjadi 26% per kuartal III-2020.
Selain itu, total aset juga tumbuh menjadi Rp103,8 triliun. Jumlah tersebut meningkat 2,9% dibandingkan dengan akhir tahun lalu Rp100,8 triliun.
Adapun dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun juga bertambah 4,8% dari Rp72,7 triliun per akhir 2019 menjadi Rp76,2 triliun per kuartal III-2020.
Meskipun demikian, Pefindo dapat menurunkan peringkat jika Bank Mega mengalami penurunan kinerja, terutama terkait profil permodalan. Analis ini pun mengakui, pandemi telah berdampak pada industri perbankan secara keseluruhan. Tak ayal, permintaan kredit dan layanan bank lainnya ikut menurun.
“Pandemi telah melemahkan kemampuan bayar debitur sehingga memberikan tekanan pada likuiditas bank,” jelasnya.
Seperti diketahui, pada periode ini penyaluran kredit Bank Mega tercatat turun. Jika pada akhir 2019 kredit yang dibukukan sebesar Rp53 triliun, kini penyaluran kredit melambat jadi Rp50,5 triliun.
Meskipun demikian, kualitas kredit perseroan mampu ditekan sehingga membaik dari 2,5% per akhir 2019 menjadi 1,4% per kuartal III-2020.
Terkait hal ini, Bank Mega diimbau untuk berhati-hati mengelola profil kredit. Pasalnya, beberapa sektor, seperti perdagangan, restoran dan hotel, pertambangan, transportasi, serta manufaktur terdampak oleh pandemi. Padahal, sektor tersebut menyumbang 72,3% dari portofolio kredit Bank Mega selama ini.