Bank Muamalat
Perbankan

Bank Muamalat dan BPRS Teken Kerja Sama Layanan Digital

  • Kesepakatan Bank Muamalat dan BPRS ini bertujuan untuk memaksimalkan produk dan layanan digital perbankan.

Perbankan

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk telah menjalin kemitraan dengan delapan Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS). Kesepakatan ini bertujuan untuk memaksimalkan produk dan layanan digital perbankan.

Direktur Operasi dan Digital Bank Muamalat, Wahyu Avianto mengatakn kolaborasi dengan BPRS akan menjangkai berbagai layanan, termasuk QRIS, virtual account, transfer, dan layanan digital lainnya.

Wahyu juga menyebut kerja sama ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah dan daya saing yang tinggi bagi mitra BPRS, dengan peluang sinergi melalui Application Programming Interface (API), referral, dan co-branding.

“Mudah-mudahan ke depannya semakin banyak mitra BPRS yang bergabung agar kita dapat bersama-sama memberikan layanan perbankan syariah terbaik kepada masyarakat,” ujarnya dalam siaran pers, Selasa, 17 Oktober 2023.

Wahyu menjelaskan bahwa melalui kolaborasi ini, manajemen keuangan BPRS akan lebih efisien, memungkinkan mereka untuk melakukan transaksi keuangan langsung melalui aplikasi BPRS ke layanan Bank Muamalat tanpa perlu beralih ke platform online lain.

Lalu, dalam hal kerjasama referral, Bank Muamalat membuka peluang sinergi dengan merujuk nasabah BPRS untuk haji atau pembukaan rekening pensiun di Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah Muamalat.

Sementara itu pada konteks co-branding, Bank Muamalat akan berperan sebagai fasilitator ekosistem bagi BPRS yang ingin menerbitkan kartu debit, memberikan variasi produk kepada nasabah BPRS dan merangsang pendapatan komisi.

“Dengan berbagai produk dan layanan yang Bank Muamalat miliki, nantinya para mitra BPRS tinggal memilih produk atau layanan apa yang cocok dengan bisnis mereka,” pungkas Wahyu.

Rumor Listing

Sebelumnya, Bank Muamalat santer dikabarkan akan melakukan pencatatan saham atau listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir tahun 2023.

Menyikapi hal itu, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menjelaskan hingga saat ini bank syariah pertama di Indonesia tersebut belum masuk pipeline dalam antrean penawaran umum perdana saham.

"Intinya belum masuk pipeline," ungkap I Gede Nyoman kepada awak media di depan Gedung BEI pada awal pekan lalu. 

Sebagai informasi, Bank Muamalat Indonesia pada akhir tahun ini bukan untuk mencatatkan saham perdana. Bank telah menjadi perusahaan terbuka sejak 1993 tetapi sahamnya belum diperdagangkan di Bursa.

Diketahui, berdasarkan rilis resmi perusahan beberapa waktu lalu, Bank Muamalat akan listing di BEI tanpa diikuti penawaran umum, sehingga tidak ada skema kepemilikan saham.