<p>PT Bank Neo Commerce Tbk. resmi menjadi Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II, setelah melakukan penambahan modal atau right issue Rp150 miliar pada Juli 2020. Dengan perubahan status tersebut, perseroan akan melakukan transformasi digital dengan sasaran pasar milenial. / Perseroan</p>
Korporasi

Bank Neo Commerce (BBYB) Mau RUPLSB Bulan Ini, Rombak Jajaran Direksi dan Komisaris

  • PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 29 Desember 2021.
Korporasi
Yosi Winosa

Yosi Winosa

Author

JAKARTA - PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) akan menyelenggarakan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 29 Desember 2021. Agenda RUPSLB kali ini adalah perubahan susunan pengurus perseroan.

Melalui keterbukaan inormasi BEI yang disampaikan 7 Desember 2021, disebutkan pemegang saham yang berhak hadir atau diwakili dalam RUPSLB adalah yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada Senin, 6 desember 2021 sampai dengan pukul 16.00 WIB atau pemilik saham BBYB pada sub rekening efek di penitipan kolektif KSEI pada penutupan perdagangan saham BEI pada hari yang sama.

“Untuk mencegah penyebaran COVID-19, perseroan sangat menghimbau pemegang saham untuk menguasakan kehadirannya dengan memberikan surat kuasa elektronik (eProxy) kepadda PT Ficomindo Buana Registrat atau penerima kuasa independen lainnya yang tersedia dalam fasilitas eASY KSEI,” tulis perseroan seperti dikutip Selasa, 7 Desember 2021.

Adapun manajemen Bank Neo saat ini terdiri dari Komisaris Utama/Komisaris Independen Suprihadi, Komisaris Tjandra Mindharta Gozali, dan Komisaris Independen Pamitra Wineka. Dari jajaran direksi terdapat Direktur Utama Tjandra Gunawan dan Plt. Direktur Risiko & Kepatuhan Aditya Wahyu Windarwo.

Perseroan saat ini juga tengah melaksanakan PMHMETD atau right issue dalam rangka memenuhi persyaratan modal inti dari OJK yakni sebesar minimal Rp 2 triliun di akhir tahun 2021 dan Rp 3 triliun di akhir tahun 2022. Dengan menawarkan sekitar 1,9 juta saham di harga Rp1.300 per saham, perseroan akan mendapatkan dana Rp2,5 triliun. Sehingga modal inti perseroan akan melampaui Rp3 triliun pada 2022 mendatang.