Kantor Pusat Bank of Japan di Tokyo, Jepang (Reuters/Issei Kato)
Dunia

Bank of Japan Timbang Peningkatan Batas Bunga Jangka Panjang

  • Bank of Japan (BOJ) dapat menaikkan batas keras 1% yang ditetapkan untuk suku bunga jangka panjang sebagai langkah kebijakan berikutnya jika yield/imbal hasil obligasi 10 tahun mengancam untuk menembus level tersebut.
Dunia
Distika Safara Setianda

Distika Safara Setianda

Author

JAKARTA - Bank of Japan (BOJ) dapat menaikkan batas keras 1% yang ditetapkan untuk suku bunga jangka panjang sebagai langkah kebijakan berikutnya jika yield/imbal hasil obligasi 10 tahun mengancam untuk menembus level tersebut. 

Hal itu diungkapkan akademisi Universitas Columbia Takatoshi Ito, dikutip dari Reuters, Jumat 6 Oktober 2023. Di bawah kebijakan yield curve control/kendali kurva imbal hasil (YCC), BOJ mengarahkan suku bunga jangka pendek pada -0,1% dan imbal hasil obligasi 10 tahun sekitar 0%. 

Selain itu, mereka memiliki rentang toleransi sebesar 50 basis poin di kedua sisi target yield, serta batas keras sebesar 1,0% yang diterapkan pada bulan Juli. Kenaikan imbal hasil Surat Utang Amerika Serikat dan ekspektasi pasar terhadap perubahan kebijakan BOJ dalam waktu dekat mendorong kenaikan yield obligasi pemerintah Jepang (JGB) 10 tahun yang menjadi patokan ke level tertinggi dalam lebih dari satu tahun, yaitu sebesar 0,805% pada hari Rabu—mendekati batas 1,0%.

Ito menyatakan, keputusan BOJ untuk meningkatkan batas efektif ke 1,0% dari sebelumnya 0,5% diambil pada saat yang tepat dan mencerminkan harapan bank untuk menghindari keharusan meningkatkan pembelian obligasi.

Langkah selanjutnya dari BOJ akan sangat bergantung pada seberapa cepat mereka meningkatkan perkiraan inflasi untuk tahun fiskal 2024 dan 2025, ujar Ito. “Perkiraan inflasi bisa diperbarui pada bulan Oktober atau Januari berikutnya,” saat BOJ melakukan tinjauan triwulanan terhadap proyeksi pertumbuhan dan harga mereka, kata Ito.

“Jika imbal hasil 10 tahun mendekati 1% sebagai hasilnya, BOJ bisa saja meningkatkan batas kembali,” ujar Ito, yang memiliki hubungan dekat dengan mantan Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda dan tetap terhubung dengan para pembuat kebijakan saat ini.

Berdasarkan proyeksi saat ini yang dibuat pada bulan Juli, BOJ memperkirakan inflasi konsumen inti akan mencapai 2,5% pada tahun yang berakhir pada Maret 2024 sebelum melambat menjadi 1,9% pada tahun 2024 dan 1,6% pada tahun 2025.

Dengan inflasi melebihi target 2% BOJ selama lebih dari setahun, banyak analis mengharapkan dewan tersebut akan merevisi proyeksi harga tahun ini. Namun, ada ketidakpastian mengenai apakah mereka akan meningkatkan perkiraan untuk tahun 2024 dan 2025—yang lebih penting untuk penentuan waktu perubahan kebijakan—karena banyak hal akan tergantung pada prospek upah.

Ito mengatakan bahwa BOJ akan memerlukan alasan yang kuat untuk mengakhiri suku bunga negatif, karena bahkan peningkatan dari -0,1% menjadi nol pada target suku bunga jangka pendek dapat diinterpretasikan oleh pasar sebagai langkah pertama menuju normalisasi kebijakan.

“BOJ perlu memastikan bahwa upah akan naik dengan kuat. Dengan demikian, pengakhiran suku bunga negatif bisa terjadi paling cepat pada bulan April,” ujarnya. Menurut survei Reuters pada bulan September, suku bunga negatif diperkirakan akan berakhir pada tahun depan.