<p>Suasana pelayanan nasabah disalah satu kantor cabang milik Bank Permata, di Jakarta. Foto; Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Bank Permata dan Chandra Asri Pakai Teknologi Blockchain untuk Transaksi Perdagangan

  • PT Bank Permata Tbk (BNLI) mengoptimalisasi teknologi blockchain dalam transaksi perdagangan.
Industri
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA - Bank yang dikuasai investor Thailand, PT Bank Permata Tbk (BNLI) mengoptimalisasi teknologi blockchain dalam transaksi perdagangan. Termutakhir, emiten bersandi saham BNLI ini mendukung penerbitan letter of credit (LC) PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) kepada suppliernya di Indonesia. 

Proses penerbitan LC yang biasanya harus dikomunikasikan antara Pembeli, Penjual, serta Bank Penerbit dan Bank Penerima dalam platform yang berbeda-beda, dapat diselesaikan melalui single platform. Bank Permata pun mengklaim proses end-to end process penerbitan LC melalui optimalisasi blockchain ini lebih efektif serta dapat dimonitor secara realtime.

Direktur Wholesale Banking PermataBank Darwin Wibowo mengatakan digitalisasi dalam proses trade finance ini merupakan buah dari sinergi dengan pemegang saham pengendali (PSP) perseroan, yakni Bangkok Bank. Dirinya pun mengklaim digitalisasi ini dapat mendorong kinerja bisnis di segmen wholesale banking dengan mitra-mitra strategis seperti Chandra Asri.

“Transaksi yang berhasil dilakukan melalui teknologi blockchain bersama Chandra Asri merupakan sebuah pencapaian sekaligus terobosan baru bagi proses trade finance di Indonesia. Hal ini sejalan dengan strategi kami untuk memperluas skala bisnis dengan sinergi bersama Bangkok Bank dan memperkuat model bisnis dengan digitalisasi yang bermanfaat bagi kebutuhan nasabah,” jelas Darwin dalam keterangan tertulis di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 19 November 2021.

Di sisi lain, Direktur Keuangan Chandra Asri Andre Khor menyebut kemitraan dengan Bank Permata berimolikasi positif terhadap digitalisasi yang tengah digenjot perseroan. Integrasi sistem LC menggunakan blockchain ini pun diharapkan menjadi babak baru dalam industri petrokimia di Asia Tenggara.

Chandra Asri merupakan produsen petrokimia yang terintegrasi terbesar di Indonesia dan mengoperasikan satu-satunya Naphtha Cracker di Indonesia. Emiten bersandi saham TPIA ini memproduksi Olefin (Etilena, Propilena), Pygas dan Mixed C4, Poliolefin (Polietilena dan Polipropilena), Styrene Monomer, Butadiene, serta Methyl Tert-butyl Ether (MTBE) & Butene-1. 

Dengan teknologi blockchain, Chandra Asri dapat mengurangi waktu pemrosesan dengan digitalisasi penerbitan LC, sesuai dengan strategi perusahaan dalam menanamkan teknologi baru dan melaksanakan transformasi digital untuk mempertahankan standar kelas dunianya. 

“Kami senang dapat bekerja sama dengan mitra utama bank kami, PermataBank dan Bangkok Bank untuk merintis transaksi LC blockchain lintas batas pertama dari Indonesia di Contour, platform khusus fintech. Ini adalah langkah kunci menuju penyederhanaan radikal dan transformasi proses pembiayaan perdagangan konvensional menuju sesuatu yang baru,” tegas Andre.