Bank Pilih Investasi daripada Kredit: Dampaknya bagi Industri Riil
- LDR merupakan salah satu indikator penting yang mencerminkan fungsi intermediasi perbankan. Fungsi ini tidak hanya menggambarkan bagaimana bank menyalurkan dana kepada sektor riil, tetapi juga mencerminkan kemampuan likuiditas mereka untuk ekspansi kredit di masa depan.
Perbankan
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) telah menetapkan ketentuan Loan to Deposit Ratio (LDR) bank berada dalam rentang 84%-94%. Namun, beberapa bank besar, seperti PT Bank Central Asia Tbk (BCA/BBCA), mencatatkan LDR yang lebih rendah, yaitu hanya 75,10% pada kuartal ketiga 2024.
Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai dampaknya terhadap industri riil, mengingat bank tersebut lebih memilih membayar disinsentif dibanding meningkatkan penyaluran kredit.
Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae, rentang LDR yang ideal untuk bank sebenarnya berada pada 78%-92%.
"Rentang ini mempertimbangkan fokus bisnis masing-masing bank dan toleransi risiko mereka," ungkap Dian melalui jawaban tertulis, dikutip Kamis, 21 November 2024.
- Modal Perusahaan yang Pernah Dipimpin Anindya Bakrie Ini Minus Rp5,93 Triliun
- Saham Telekomunikasi Menguat: ISAT, TLKM, dan EXCL Jadi Sorotan Investor Pekan Ini
- Dukung Teknologi AI, Saham GOTO Terbang Diburu Investor Asing
LDR dan Fungsi Intermediasi Bank
LDR merupakan salah satu indikator penting yang mencerminkan fungsi intermediasi perbankan. Fungsi ini tidak hanya menggambarkan bagaimana bank menyalurkan dana kepada sektor riil, tetapi juga mencerminkan kemampuan likuiditas mereka untuk ekspansi kredit di masa depan.
Bank yang tidak memenuhi rentang LDR ideal tidak dikenakan denda, tetapi menghadapi disinsentif berupa kewajiban pemenuhan Giro Wajib Minimum (GWM) berdasarkan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) atau Rasio Intermediasi Makroprudensial Syariah (RIMS).
Ketentuan ini diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 20/4/PBI/2018 dan telah diperbarui dengan PBI No. 24/18/PBI/2022.
Baca Juga: Pengembangan Ekonomi Hijau Dorong Pertumbuhan Kredit Pertanian di Papua
Kondisi Terkini LDR Perbankan
Hingga September 2024, LDR perbankan secara agregat tercatat sebesar 86,91%, menunjukkan peningkatan dalam dua tahun terakhir.
"Sebagian besar bank sudah mencatatkan LDR di atas 78%, menandakan fungsi intermediasi perbankan yang membaik," ujar Dian.
Namun, masih ada bank yang memiliki LDR di bawah 78%. Meskipun demikian, Dian menekankan bahwa beberapa bank tersebut sudah menunjukkan pertumbuhan kredit yang tinggi, bahkan mencapai double digit dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal ini menunjukkan bahwa rendahnya LDR tidak selalu mengindikasikan kinerja buruk, melainkan bisa terkait strategi diversifikasi penempatan dana oleh bank.
- DAAZ ARA 3 Hari Beruntun, Apa yang Membuat Investor Kepincut?
- Saham LQ45 Dibuka Menguat, ICBP dan UNVR Melesat
- Link Live Streaming Timnas Indonesia Vs Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Kontribusi Bank ke Sektor Riil melalui Investasi
Selain menyalurkan kredit, bank juga berkontribusi ke sektor riil melalui pembelian surat berharga. Data per September 2024 menunjukkan bahwa surat berharga yang dimiliki perbankan tumbuh sebesar 20,32% yoy, melonjak dibandingkan pertumbuhan pada September 2023 yang hanya 3,59% yoy.
"Pembelian surat berharga oleh perbankan berdampak pada sektor riil, baik secara langsung maupun tidak langsung," jelas Dian.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun tidak seluruh bank mengutamakan penyaluran kredit, kontribusi mereka tetap ada melalui investasi yang mendukung berbagai sektor ekonomi.
Penyaluran kredit secara keseluruhan tetap menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Hingga September 2024, kredit perbankan tumbuh 10,85% yoy, mencerminkan kepercayaan bank terhadap potensi pertumbuhan ekonomi di tengah tantangan global.