Kantor pusat Bank Raya di kawasan Buncit Jakarta Selatan, Rabu 9 Februari 2022. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Korporasi

Bank Raya (AGRO) Tidak Akan Bagikan Dividen untuk Tahun Buku 2022, Ini Alasannya

  • Dalam RUPST yang diselenggarakan Rabu, 10 Mei 2023, Bank Raya menetapkan untuk menggunakan laba bersih senilai Rp11,46 miliar sebagai laba ditahan.

Korporasi

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) memutuskan tidak membagikan dividen untuk tahun buku 2022.

Dalam RUPST yang diselenggarakan Rabu, 10 Mei 2023, Bank Raya menetapkan untuk menggunakan laba bersih senilai Rp11,46 miliar sebagai laba ditahan.

Laba tersebut ditahan walaupun angkanya mengalami kenaikan hingga 100,38% secara year-on-year (yoy).

"Bank Raya masih membutuhkan laba yang dihasilkan untuk mengembangkan bisnis dan operasional bank," ujar Direktur Utama Bank Raya Ida Bagus Ketut Subagia dikutip dari keterangan resmi, Kamis, 11 Mei 2023.

Ida pun mengatakan, pihaknya akan mencermati potensi perluasan produk dan memperkuat ekosistem pembayaran digital yang terintegrasi di satu aplikasi pada tahun 2023.

Perseroan pun dikatakan Ida akan terus bersinergi dengan ekosistem BRI Group untuk memperluas akses produk-produk perbankan bagi nasabah.

Sebagai informasi, Sepanjang tahun lalu, perseroan telah menyalurkan kredit sebesar Rp7,77 triliun dan menghimpun dana pihak ketiga sebesar Rp 9,81 triliun. Hal ini sejalan dengan langkah perseroan dalam penataan kembali portofolio bisnis untuk fokus pada pengembangan bisnis digital.

Direktur Utama Bank Raya Ida Bagus Ketut Subagia mengatakan pihaknya terus memprioritaskan profitabilitas secara berkesinambungan untuk mewujudkan misi kami memperkuat sinergi ekosistem Grup BRI.

“Hal ini dicapai dengan terus melakukan inovasi produk-produk andalan kami baik di digital saving maupun lending guna memastikan nilai jangka panjang untuk Bank Raya dan para pemangku kepentingan,” ujarnya melalui siaran pers beberapa waktu lalu.

Sementara itu, nilai kredit digital perseroan terus bertumbuh sebesar 87,65% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp917,89 miliar.

Di samping itu, total simpanan digital tercatat sebesar Rp616,07 miliar dengan rasio gross NPL yang menunjukkan perbaikan yaitu sebesar 2,90%. Angka ini lebih baik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 3,98%.

“Pendapatan recovery kami menembus angka Rp562,1 miliar atau meroket 984,7 persen dari tahun sebelumnya” tambahnya.

Bagus menegaskan kinerja tersebut tidak terlepas dari upaya perseroan mengoptimalkan transaksi digital. Tercatat saat ini Raya Digital Saving telah digunakan lebih dari 700 ribu pengguna dengan volume transaksi Rp1,2 triliun sejak diluncurkan pada 22 Februari 2022.