Bank Raya Bidik Pembiayaan Melalui iGrow Sentuh Rp100 Miliar dalam Setahun
- Bank Raya Bidik Pembiayaan Melalui iGrow Sentuh Rp100 Miliar dalam SetahunJAKARTA - Penyaluran pembiayaan perbankan melalui financial technology (fintech) semak
Industri
JAKARTA - Penyaluran pembiayaan perbankan melalui financial technology (fintech) semakin ramai pada tahun ini. Ternayar, PT Bank Raya Tbk (AGRO) menggandeng fintech iGrow untuk menyalurkan pembiayaan dengan target outstanding Rp100 miliar.
Direktur Utama (Dirut) Bank Raya Kaspar Situmorang mengatakan iGrow sebetulnya cukup progresif dalam mengucurkan dana kepada masyarakat. Hingga 6 Oktober 2021, outstanding pembiayaan melalui iGrow oleh Bank Raya telah menembus Rp22 miliar.
- Penjualan Mahaka Media (ABBA) Menipis, Kerugian Ikut Kempis
- Pengembang Kawasan Kota Deltamas (DMAS) Bukukan Marketing Sales Rp1,25 Triliun
- Real Capital Gugat Fintech P2P Lending UangTeman Rp14,26 Miliar
Nilai itu diprediksi semakin menanjak karena iGrow fokus pada pembiayaan segmen pertanian. Hal ini sejalan dengan karakteristik bisnis yang dimiliki BRI Group, salah satunya Bank Raya.
“Kami optimistis dengan kemampuan iGrow yang sudah menjangkau 7.500 petani, kerja sama ini akan memberikan dampak positif,” ucap Kaspar dalam keterangan tertulis, Rabu, 6 Oktober 2021.
Bank Raya memiliki keuntungan lebih bila menggenjot segmen pertanian. Sebelum berubah nama dari BRI Agroniaga, bank ini memang berpengalaman menghadirkan layanan keuangan kepada petani.
Terlebih, induk usahanya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) juga menguasai 28% pangsa pasar kredit segmen pertanian di Indonesia. Perluasan kerja sama dengan fintech bakal menjadi fokus Bank Raya saat ini.
Kaspar bilang sejauh ini telah ada tujuh fintech dengan karakteristik berbeda yang sudah menjalin kerja sama dengan Bank Raya. Serupa, Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza menuturkan kerja sama dengan fintech menjadi fokus bisnis Bank Raya agar mampu bersaing dengan bank digital lain.
“Sebagai pemegang saham mayoritas dan perusahaan induk Bank Raya, saat ini BRI tengah mempersiapkan Bank Raya menjadi digital attacker untuk menghadirkan solusi layanan digital. Bank Raya akan membuka peluang kerja sama dengan start up dan fintech dalam mengembangkan ekosistem digital,” jelas Aestika kepada TrenAsia.com belum lama ini.
Kerja sama ini sejalan dengan upaya AGRO mengerek kembali penyaluran kredit yang sempat turun pada semester I-2021. AGRO menyalurkan kredit sebesar Rp18,36 triliun pada semester I-2021. Realisasi itu lebih rendah posisi akhir 2020 yang sebesar Rp19,49 triliun.
Meski begitu, AGRO mengalami peningkatan dari rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) dari 23,32% pada akhir Juni 2020 menjadi 24,90%. Menguatnya aspek permodalan AGRO diikuti oleh kualitas aset yang membaik.
Hal itu dapat ditinjau dari rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross yang susut dari 8,33% pada semester I-2020 menjadi 4,49% pada Semester I-2021. Meski begitu, nilai NPL gross ini masih melebihi rata-rata industri yang sebesar 3.35% per Mei 2021.
Secara keseluruhan, total aset AGRO menyusut dari Rp28,01 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp25,40 triliun pada akhir Juni 2021.
Kompak, posisi liabilitas pun berkurang dari Rp23,72 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp21,06 triliun pada akhir Juni 2021. Adapun posisi ekuitas AGRO berada di level Rp25,40 triliun per semester I-2021.