Kantor pusat Bank Raya di kawasan Buncit Jakarta Selatan, Rabu 9 Februari 2022. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Perbankan

Bank Raya Cetak Laba Bersih Rp14,67 Miliar pada Kuartal III-2023, Turun 54 Persen

  • Bank Raya membukukan laba bersih senilai Rp14,67 miliar pada kuartal III-2023. Namun, nominal itu turun sebanyak 54,81% secara tahunan.

Perbankan

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Emiten perbankan digital, PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) atau Bank Raya membukukan laba bersih senilai Rp14,67 miliar pada kuartal III-2023. Namun, nominal itu turun sebanyak 54,81% secara tahunan dibandingkan perolehan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp32,47 miliar. 

Melansir laporan keuangan AGRO di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikutip TrenAsia pada Senin, 30 Oktober 2023, penyusutan laba bersih Bank Raya pada kuartal III-2023 disebabkan oleh penurunan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) sebesar 30,13% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar menjadi Rp359,24 miliar. Padahal, NII perbankan dengan kode emiten AGRO pada periode yang sama tahun sebelumnya mampu mencapai Rp514,15 miliar. 

Selain itu, dari segi pendapatan operasional lainnya, seperti komisi atau pendapatan berbasis fee, Bank Raya juga mencatatkan penurunan sebesar 25,42%, mencapai Rp8,57 miliar dari angka sebelumnya yang nilainya mencapai Rp11,49 miliar. 

Bahkan, terdapat juga penurunan yang cukup signifikan pada bagian pendapatan lainnya sebesar 51,92% secara tahunan menjadi Rp200,24 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya pendapatan lainnya Bank Raya berada di angka Rp416,49 miliar.

Profitabilitas Turun

Diketahui, tekanan terhadap laba AGRO itu, juga menyebabkan penurunan rasio profitabilitas perbankan. Hal tersebut tercermin dari kerugian terkait risiko operasional yang mencapai Rp19,84 miliar per September 2023. Nominal ini melonjak signifikan dari posisi nol pada September 2022. Lalu, rasio margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) turun sebesar 91 bps dari 4,71% menjadi 3,8%. 

Di sisi lain, tingkat pengembalian aset atau return on assets (ROA) setelah pajak oleh Bank Raya mengalami penurunan tipis sebesar 15 bps, mencapai level 0,16% dari sebelumnya 0,31%. Kemudian, tingkat pengembalian modal atau return on equity (ROE) setelah pajak perseroan juga turun 145 bps menjadi 0,62% dari 2,07%.

Di sisi lain, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) mengalami perbaikan sebesar 685 bps, menurun dari 91,41% pada September 2022 menjadi 84,56% pada September 2023. Semakin kecil nilai BOPO menunjukkan tingkat efisiensi yang lebih baik dalam menjalankan usaha perbankan.

Dari perspektif keuangan, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Bank Raya meningkat signifikan sebesar 2.165 basis poin (bps), mencapai 48,98% pada September 2023 dari sebelumnya 27,33% pada September 2022.

Pada sisi intermediasi, Bank Raya mencatatkan penurunan penyaluran kredit sebesar 32,86%, menjadi Rp5,62 triliun pada kuartal III-2023 dari angka sebelumnya Rp8,37 triliun pada kuartal yang sama tahun sebelumnya.  

Akibat dari kondisi tersebut, aset Bank Raya pun turu mengalami penurunan sebesar 15,77%, mencapai Rp5,29 triliun dibandingkan dengan periode sebelumnya yang mencapai nominal Rp6,29 triliun. 

Seiring dengan kinerja kredit, rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) mengalami kenaikan. NPL gross naik sebesar 270 bps dari 2,05% menjadi 4,75%, diikuti oleh NPL net yang naik 273 bps dari 0,25% menjadi 1,98%.

Terakhir, dari segi pendanaan, Bank Raya berhasil menghimpun total simpanan nasabah sebesar Rp7,06 triliun. Angka ini mengalami penurunan sebesar 26,59% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp9,62 triliun. 

Asal tahu saja, hingga saat ini, simpanan deposito masih mendominasi portofolio dana pihak ketiga (DPK) Bank Raya, mencapai 74,97% dari total DPK atau sebesar Rp5,29 triliun dari total Rp7,07 triliun.