Bank Sentral Jepang Pertahankan Kebijakan Ultradovish, Rupiah Ditutup Stagnan di Akhir Pekan
- Menurut data perdagangan Bloomberg, Jumat, 22 September 2023, nilai kurs rupiah ditutup stagnan di posisi Rp15.375 per-dolar Amerika Serikat (AS).
Finansial
JAKARTA - Nilai kurs rupiah ditutup stagnan pada perdagangan akhir pekan setelah bank sentral Jepang mempertahankan kebijakan moneter ultradovish-nya.
Menurut data perdagangan Bloomberg, Jumat, 22 September 2023, nilai kurs rupiah ditutup stagnan di posisi Rp15.375 per-dolar Amerika Serikat (AS).
Pada perdagangan sebelumnya, Kamis, 21 September 2023, nilai kurs rupiah ditutup menguat 5 poin di level Rp15.375 per-dolar AS.
- Realisasi Graha Mitra Asia (REFL) Telah Capai 94% pada September
- Menilik Porsi Kepemilikan Saham di Bukaka Teknik Utama, Entitas Grup Kalla
- Kabar Gembira! WhatsApp Beta untuk iOS Akhirnya Akan Diperkenalkan di Perangkat iPad
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, Bank of Japan memutuskan untuk mempertahankan suku bunga di angka negatif 0,1%.
Kebijakan ultralonggar ini kemungkinan masih akan berlanjut untuk mendorong pertumbuhan ekonomi karena meningkatnya ketidakpastian perekonomian di Jepang.
"BOJ juga mengatakan akan terus menargetkan pertumbuhan upah yang lebih besar dan bertujuan untuk membantu inflasi mencapai target tahunan sebesar 2%. Keputusan tersebut diambil hanya beberapa jam setelah data menunjukkan inflasi indeks harga konsumen Jepang tumbuh sedikit lebih tinggi dari perkiraan pada bulan Agustus," kata Ibrahim kepada wartawan, Jumat, 22 September 2023.
- Kedamaian dari Dalam, Berikut Tips Atasi Cemas dan Stres
- Kisah Napoleon Terguncang dan Pucat Setelah Keluar dari Makam Fir'aun
- 6 Makanan dengan Kandungan Protein Lebih dari Telur
Sementara itu, di dalam negeri, Bank Indonesia (BI) kemarin mengumumkan keputusan untuk kembali menahan suku bunga acuan di level 5,75%. Keputusan tersebut ditempuh sebagai untuk memastikan inflasi tetap rendah dan terkendali.
"Dengan suku bunga ditahan, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tetap lebih stabil daripada mata uang negara lain. Meskipun, rupiah terdepresiasi secara point-to-point sebesar 0,98 persen dibandingkan dengan Agustus 2023," ujar Ibrahim.
Ibrahim mengatakan, stabilitas nilai tukar rupiah diproyeksikan masih tetap terjaga sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian Indonesia, inflasi yang rendah, dan imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik.
Menurut Ibrahim, untuk perdagangan di awal pekan depan, Senin, 25 September 2023, nilai kurs rupiah berpotensi ditutup menguat tipis di rentang Rp15.360-Rp15.410 per-dolar AS.