<p>PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) resmi beroperasi mulai 1 Februari 2021 / Dok. Bank Syariah Indonesia</p>
Industri

Bank Syariah Indonesia Terbentuk, Minat KPR Syariah Generasi Muda Bakal Melejit

  • Country Manager Rumah.com Marine Novita mengungkapkan temuan dari Rumah.com Consumer Sentimet Study H1 2020 menyatakan pasar merespons positif merger PT BRISyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM), dan PT BNI Syariah (BNIS) menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI).

Industri
Laila Ramdhini

Laila Ramdhini

Author

JAKARTA – Merger PT BRISyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM), dan PT BNI Syariah (BNIS) menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) turut mendorong pemulihan industri properti.

Country Manager Rumah.com Marine Novita mengungkapkan temuan dari Rumah.com Consumer Sentimet Study H1 2020 menyatakan pasar merespons positif hal tersebut.

Dari studi itu, sebanyak 35% responden memilih pembiayaan melalui kredit pemilikan rumah (KPR) Syariah ketika ditanya pilihan pembayaran saat membeli rumah. Sebaliknya, peminat KPR konvensional hanya 22%, angka ini terus menurun dari semester II-2020 sebesar 29%.

“Perkembangan positif perbankan syariah ini juga sejalan dengan semakin besarnya minat masyarakat untuk menggunakan fasilitas pembiayaan secara syariah. Pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan dengan KPR bank konvensional yang tumbuh single digit,” ujar Marine, dalam keterangan resmi, Rabu, 3 Februari 2021.

Rumah.com Consumer Sentiment Study merupakan survei berkala yang diselenggarakan dua kali dalam setahun oleh Rumah.com bekerja sama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura. Hasil survei kali ini diperoleh berdasarkan 1.078 responden dari seluruh Indonesia yang dilakukan pada Juli hingga Desember 2020.

Hal yang menarik, preferensi responden yang memilih KPR Syariah ternyata tidak hanya didasari karena pertimbangan keagamaan. Alasan preferensi terhadap pembiayaan syariah karena pertimbangan keyakinan agama, dinyatakan oleh 70% responden. Sementara itu, alasan memilih KPR Syariah yakni kepastian besaran cicilan bulanan (fixed rate) yang dinyatakan oleh 69% responden.

Pekerja menyelesaikan pembangunan perumahan bersubsidi kawasan Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang, Banten, Jum’at, 23 Oktober 2020. Foto: Panji Asmoro/TrenAsia
Generasi Muda

Alasan berikutnya yang juga populer disebut oleh responden adalah karena kepastian jumlah total biaya yang harus dikeluarkan sebanyak 46%, serta proses pengajuannya dianggap lebih mudah yang dinyatakan oleh 45% responden.

Preferensi terhadap pembiayaan syariah juga dikonfirmasi dari pertanyaan lainnya dalam survey ini. Ketika responden ditanya apa faktor yang dipertimbangkan ketika mengambil pembiayaan, kesesuaian dengan prinsip syariah dinyatakan sebagai pertimbangan oleh 42% responden. Angka ini naik drastis dari 30% pada survei di semester sebelumnya.

Marine mengatakan bahwa dalam empat tahun terakhir, meningkatnya minat terhadap KPR syariah khususnya terjadi di kalangan responden yang lebih muda.

Hal ini disebabkan akses informasi yang memungkinkan lebih banyak generasi muda mempelajari alternatif pembiayaan yang ada.

Walaupun dalam pengambilan keputusan nanti, tentu para pencari rumah akan dihadapkan dengan hitung-hitungan dan konsekuesinya.

Terlepas dari itu, minat dan antusiasme yang ada sekarang dapat dilihat oleh pelaku pembiayaan syariah sebagai peluang.

“Responden para pencari rumah melihat bahwa pembiayaan syariah dapat menawarkan keunggulan dan keuntungan yang nyata, di samping pertimbangan keagamaan. Antusiasme ini semoga dapat dijawab oleh pelaku pembiayaan syariah dengan inovasi untuk menawarkan produk yang lebih baik lagi dalam menjawab kebutuhan konsumen,” ungkap Marine.

Peresmian PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) oleh Presiden Joko Widodo pada 1 Februari 2021 / Dok. Setneg
KPR Syariah Melejit

Bagi industri perbankan dan pembiayaan, sektor properti tentu harus diperhatikan karena nilai setiap transaksinya yang sangat besar.

Tren positif KPR Syariah terlihat dari data Statistik Perbankan Syariah (SPS) November 2020 yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Januari 2021.

Dari data itu, pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) untuk pemilikan rumah tinggal dan apartemen telah mencapai Rp93,129 triliun. Nilai ini merupakan pertumbuhan sebesar 11,56% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari sebelumnya Rp83,476 triliun.

Sementara, setelah melalui proses panjang selama 11 bulan, akhirnya Presiden Joko Widodo meresmikan Bank Syariah Indonesia (BRIS). Bank hasil merger ini akan menjadi bank syariah terbesar di Indonesia.

Dari sisi aset, totalnya mencapai Rp227,8 triliun. Sedangkan dari sisi pembiayaan, total dana yang disalurkan oleh ketiga bank ini pada September 2020 lalu mencapai Rp152 triliun. Angka ini mencapai 40% dari pangsa pembiayaan syariah saat ini. (SKO)