<p>Gedung Bank Mandiri Syariah. / Mandirisyariah.co.id</p>
Industri

Bank Syariah Mandiri Siapkan Aplikasi Zakat Digital

  • PT Bank Syariah Mandiri menyiapkan aplikasi zakat digital untuk membantu masyarakat menyalurkan zakat fitrah, zakat mal, infak dan sedekah di tengah pandemi COVID-19 yang mengakibatkan warga harus di rumah saja.

Industri
Sukirno

Sukirno

Author

PT Bank Syariah Mandiri menyiapkan aplikasi zakat digital untuk membantu masyarakat menyalurkan zakat fitrah, zakat mal, infak dan sedekah di tengah pandemi COVID-19 yang mengakibatkan warga harus di rumah saja.

Group Head Digital Banking Sales & Partnership Mandiri Syariah, Riko Wardhana mengatakan, sebagai bank syariah terbesar di Indonesia dan gencar melakukan transformasi digital, Mandiri Syariah hadir memberi solusi dan selalu siap mengawal kebutuhan perbankan masyarakat meski di tengah kondisi pandemi.

Superaps MSM (Mandiri Syariah Mobile) memudahkan nasabah membayar zakat fitrah tanpa perlu khawatir dengan penyebaran virus di luar rumah. Kita dapat memenuhi kewajiban ini lebih awal sehingga dapat dimanfaatkan lebih cepat bagi yang membutuhkan,” katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu, 16 Mei 2020.

Dia menambahkan, dengan memiliki rekening tabungan di Mandiri Syariah, masyarakat dapat melakukan transaksi perbankan secara online, tanpa harus ke mana-mana melalui aplikasi Mandiri Syariah Mobile (MSM).

Berbagai transaksi bisa dilakukan di rumah saja, kapan saja dan untuk apa saja termasuk pembayaran toko online. Mandiri Syariah telah bekerjasama dengan sejumlah merchant sehingga memudahkan nasabah berbelanja secara online.

“Transfer juga mudah karena rekening Mandiri Syariah memungkinkan transfer dana ke rekening bank lainnya,” katanya.

Melalui aplikasi MSM, nasabah juga dapat melakukan pembelian pulsa ataupun paket data untuk penggunaan layanan internet sebagai langkah awal bersilaturahmi secara online.

“Terlebih di kondisi wabah di mana banyak sekali masyarakat yang terdampak COVID-19 yang membutuhkan bantuan kita. Insyaallah, ini adalah kesempatan untuk berbagi dan membantu lebih banyak orang,” ujar Riko.

Dia menambahkan saat ini MSM bisa untuk membuka rekening online sehingga masyarakat tidak perlu ke luar rumah dan ke Kantor Cabang, cukup download MSM, ikuti prosesnya dalam waktu 10 menit sudah memiliki rekening Mandiri Syariah.

“Dan selanjutnya bisa memanfaatkan fitur-fitur MSM untuk beramal soleh khususnya di bulan yang penuh berkah dan di tengah pandemi ini,” jelasnya.

Pada kesempatan itu Riko menyatakan sebagai bank yang fokus pada transformasi digital dengan tetap mengusung nilai-nilai spiritual saat ini pengguna MSM hingga April 2020 mencapai lebih dari 1,1 juta pengguna.

Kinerja Bank Mandiri Syariah

Sementara itu, Bank Mandiri Syariah yang merupakan anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., tersebut meraup lonjakan laba bersih 51,53% year-on-year (yoy) menjadi Rp368 miliar pada kuartal I-2020.

Direktur Utama Mandiri Syariah Toni EB Subari mengatakan kenaikan laba ditopang oleh pendapatan margin dan fee based income (FBI) yang antara lain disumbang dari transformasi bisnis digital.

“Alhamdullilah, kami berterima kasih atas dukungan dan kepercayaannya seluruh stakeholders khususnya nasabah kepada Mandiri Syariah. Juga dukungan Mandiri Group kepada Mandiri Syariah baik melalui sinergi produk layanan, dan lainnya,” kata Toni.

Sementara itu, Direktur Finance, Strategy and Treasury Mandiri Syariah Ade Cahyo Nugroho, mengungkap sampai dengan Maret 2020 dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun Mandiri Syariah tumbuh 16,94% dari Rp87,16 triliun per Maret 2019 menjadi Rp101,92 triliun pada Maret 2020. Dari total dana tersebut, porsi low cost fund mencapai 56,37%.

Pertumbuhan low cost fund tersebut ditopang oleh tabungan yang naik 14,82% dari semula Rp35,25 triliun per posisi Maret 2019 menjadi Rp40,47 triliun per posisi Maret 2020.

Perolehan DPK menjadikan aset Mandiri Syariah per akhir Maret 2020 mencapai Rp114,75 triliun atau naik 16,43% dari Maret 2019 yang sebesar Rp98,55 triliun. Hingga Maret 2020, Mandiri Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp75,70 triliun, tumbuh 9,14% dari Maret 2019 yang sebesar Rp69,36 triliun.

Ade Cahyo menuturkan pertumbuhan pembiayaan tersebut disertai perbaikan kualitas yang terjaga baik dengan indikator penurunan NPF Net sebesar 34 basis points (bps) dari 1,29% per Maret 2019 menjadi 0,95% per Maret 2020. Sementara, NPF Gross turun 57 bps dari 3,06% di Maret 2020 menjadi 2,49 % per Maret 2020.

Pertumbuhan pembiayaan memberikan kontribusi positif pada pertumbuhan pendapatan margin bagi hasil bersih yang tumbuh 6,33% (yoy) semula Rp2,1 triliun per Maret 2019 menjadi Rp2,23 triliun per Maret 2020. Sementara fee based income meningkat 18,91% dari Rp429 miliar per Maret 2019 menjadi Rp510 miliar per Maret 2020. (SKO)