Bantuan Restrukturisasi Permesinan Dapat Tahan Laju Impor Mebel
- Program restrukturisasi yang diselenggarakan oleh Kemeperin memiliki mekanisme berupa pengembalian dana atau reimburse mencapai maksimal Rp500 juta per mesin.
Industri
JAKARTA - Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur menyebutkan pentingnya dukungan yang konsisten dan peningkatan volume dalam restrukturisasi permesinan. Menurutnya, langkah tersebut dapat memberikan dampak positif pada peningkatan omzet penjualan produk mebel dan kerajinan nasional, sekaligus membantu mengendalikan laju impor.
Melansir Antara, Sobur menekankan untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kemampuan perusahaan, diperlukan teknologi yang tepat, seperti mesin wood working yang digunakan untuk mengolah berbagai produk berbahan dasar kayu. Menurutnya, penggunaan teknologi ini akan sangat mendukung anggota HIMKI dalam mencapai target penjualan ekspor mereka.
Sobur mengungkapkan bahwa program restrukturisasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memiliki mekanisme berupa pengembalian dana atau reimburse yang dapat mencapai maksimal Rp500 juta per mesin, dengan tambahan diskon sebesar 15 persen untuk produk impor dan 25 persen untuk mesin produksi dalam negeri. Prosesnya sendiri melibatkan verifikasi oleh lembaga survei, dan setelah dinilai sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan, bantuan tersebut akan disetujui.
- Kementerian KLHK: Peningkatan Produksi Migas Harus Sejalan dengan Pengurangan Emisi Karbon
- AFPI dan Smesco Tandatangani MoU untuk Permudah Akses Pembiayaan Produktif bagi UMKM
- Waspada! Usai Insiden Tabrakan oleh Pengendara Mabuk, Satpol PP Surabaya Pantau Pedagang Miras
Sobur juga menekankan pentingnya membangun industri mebel di Indonesia yang menggunakan teknologi canggih sebagai salah satu kunci keberhasilan dalam meningkatkan nilai tambah produk.
“Kami melihat kesuksesan Negara China membangun produktivitas karena ditopang oleh wood working machinery yang sangat kuat,” sebut Sobur pada 21 September 2023.
Sobur menyebutkan, industri mebel dan kerajinan akan kesulitan untuk memberikan kontribusi signifikan dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi tanpa adanya alat dan teknologi yang berkualitas.
HIMKI sendiri menargetkan para anggotanya untuk melakukan ekspor mebel sebesar Rp80 triliun hingga akhir 2024 mendatang.