Bantuan Senjata AS ke Ukraina Kemahalan Rp93 Triliun
- Kelebihan hitung nilai bantuan senjata Amerika ke Ukraina membengkak menjadi US$6,2 miliar atau sekitar Rp93 triliun
Dunia
WASHINGTON- Kelebihan hitung nilai bantuan senjata Amerika ke Ukraina membengkak menjadi US$6,2 miliar atau sekitar Rp93 triliun (kurs Rp15.000). Mudah untuk dibaca bahwa ini menunjukkan akan lebih banyak senjata yang dikirim ke Ukraina.
Pentagon pada Selasa 20 Juni 2023 menyatakan mereka melebih-lebihkan nilai senjata yang telah dikirim ke Ukraina selama dua tahun terakhir. Perkiraan sekarang sekitar dua kali lipat dari perkiraan awal. Ini menghasilkan surplus yang akan digunakan untuk paket keamanan di masa depan.
Juru bicara Pentagon Sabrina Singh mengatakan tinjauan rinci dari kesalahan penghitungan menemukan bahwa militer menggunakan biaya penggantian senjata. Bukan nilai peralatan sebenarnya yang ditarik dari stok Pentagon dan dikirim ke Ukraina.
Dia mengatakan perhitungan akhir menunjukkan ada kesalahan sebesar US$3,6 miliar atau sekitar Rp 54 triliun pada tahun fiskal saat ini. Sementara pada pada tahun fiskal 2022 yang berakhir pada 30 September 2022 lalu terjadi kesalahan penghitungan hingga US$2,6 miliar atau sekitar Rp39 triliun.
“Kesalahan hitung ini tidak akan mempengaruhi bantuan ke Ukraina yang sedang berlangsung,” katanya dikutip dari Associated Press.
- Pembangunan Rumah Baru di AS Capai Rekor Tertinggi dalam 3 Dekade, Rupiah Berpeluang Jatuh Lagi
- Gaungkan Tren Investasi Berbasis ESG, Digibank Luncurkan Fitur Livebetter
- Kajian LPEM UI: Integrasi GoTo Bantu Mitra Pertahankan Pendapatan
Akibatnya Pentagon kini memiliki uang tambahan dalam pundi-pundi mereka yang bisa digunakan untuk mendukung Ukraina. Dan itu terjadi saat tahun fiskal berakhir dan dana kongres mulai berkurang. Pengungkapan itu muncul saat Ukraina bergerak maju dengan serangan balasannya untuk mengusir pasukan Rusia keluar dari wilayah yang mereka duduki.
Pentagon telah berulang kali menggunakan otoritas presiden untuk menarik senjata, amunisi, dan peralatan lainnya dari gudang. Ini dilakukan agar senjata bisa sampai ke Ukraina jauh lebih cepat daripada melalui proses pembelian.
Berdasarkan perkiraan sebelumnya yang diumumkan pada 13 Juni 2023, Amerika telah memberikan lebih dari US$40 miliar atau sekitar Rp600 triliun bantuan keamanan ke Ukraina sejak invasi Rusia. Dengan menggunakan perhitungan baru, Amerika sebenarnya baru memberikan bantuan kurang dari US$34 miliar atau sekitar Rp511 triliun.
Para pejabat belum dapat memberikan jumlah pasti untuk jumlah uang yang tersisa untuk penarikan atau untuk Inisiatif Bantuan Keamanan Ukraina. Sebuah strategi yang menyediakan dana jangka panjang untuk membeli senjata, termasuk beberapa sistem pertahanan udara yang lebih besar.
Amerika telah menyetujui empat putaran bantuan ke Ukraina dengan total sekitar US$113 miliar. Tetapi tidak semua untuk Ukraina. Sebagian uang digunakan untuk mengisi ulang peralatan militer Amerika.
Kongres menyetujui putaran bantuan terakhir pada bulan Desember 2022 dengan total sekitar US$45 miliar untuk Ukraina dan sekutu NATO. Meskipun paket tersebut dirancang untuk bertahan hingga akhir tahun fiskal pada bulan September, banyak hal bergantung pada kejadian di lapangan. Terutama saat serangan balasan baru meningkat.
Terkait senjata bantuan Amerika dan NATO ke Ukraina, Rusia kembali mengeluarkan peringatan keras. Moskow menuduh Kyiv berencana untuk menyerang Semenanjung Krimea yang dengan sistem roket jarak jauh HIMARS yang dipasok Amerika dan rudal jelajah Storm Shadow yang dipasok Inggris. Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan jika hal itu sampai terjadi pihaknya akan membalas.
Shoigu mengatakan hal itu pada pertemuan para pejabat militer pada hari Selasa mengatakan Moskow memiliki informasi bahwa Ukraina berencana menyerang Krimea dengan dua senjata bantuan Amerika dan Ingris tersebut.
Menurutnya penggunaan rudal ini di luar zona operasi militer khusus Rusia berarti Amerika Serikat dan Inggris akan sepenuhnya terseret ke dalam konflik. Dan Rusia akan membalas dengan melakukan serangan langsung terhadap pusat pengambilan keputusan di Ukraina. Pusat pengambilan keputusan bisa digambarkan sebagai kantor atau istana kepresidenan.
Rusia menganeksasi Semenanjung Krimea Ukraina pada tahun 2014 dan menganggapnya berada di luar cakupan invasinya – yang difokuskan di Ukraina timur dan selatan.
Pernyataan Soighu ini dikeluarkan setelah dalam beberapa hari terakhir sejumlah ledakan besar mengguncang bangunan yang diduga keras adalah gudan senjata mereka. Bahkan di wilayah Rykove yang dikuasai Rusia, sebuah kompleks bangunan rata dengan tanah setelah mendapat serangan yang mengakibatkan kebakaran besar. Rudal Strom Shadow disebut-sebut sebagai senjata yang digunakan dalam serangan tersebut.
Ledakan besar terbaru juga dilaporkan terjadi di Korsunka, wilayah Kherson yang diduduki Rusia pada Selasa. Tetapi belum jelas apa penyebab kebakaran tersebut.