Kasus Pemerkosaan Picu Gelombang Protes yang Terjadi Hampir di Seluruh India. (dw)
Dunia

Banyak Kasus Pemerkosaan di India, Apa Latar Belakangnya?

  • Otoritas India telah menangkap empat orang yang diduga terlibat dalam serangan terhadap seorang turis wanita asal Spanyol dan melakukan pemukulan ke pasangan korban.

Dunia

Debrinata Rizky

JAKARTA - Otoritas India telah menangkap empat orang yang diduga terlibat dalam serangan terhadap seorang turis wanita asal Spanyol dan melakukan pemukulan ke pasangan korban.

“Semua anggota kelompok tersebut telah diidentifikasi dan tersangka lainnya akan ditangkap segera,” kata kepala polisi Jharkhand Ajay Kumar Singh, dilansir dari Al Jazeera, Rabu 6 Maret 2024.

Wanita yang menjadi korban perkosaan identitasnya tidak diungkapkan oleh pihak berwenang, adalah seorang blogger perjalanan yang memiliki lebih dari 200.000 pengikut di Instagram. Ia sedang melakukan perjalanan bersama pasangannya di negara bagian Jharkhand di India timur ketika serangan tersebut terjadi pada Jumat malam.

Kekerasan seksual yang menimpa perempuan sering terjadi di India, terutama perempuan dari komunitas suku minoritas yang merupakan kelompok yang paling rentan. Tabu untuk membicarakan kejahatan semacam itu dan rendahnya tingkat hukuman terhadap pelaku hanya memperburuk masalah.

Berikut adalah beberapa alasan di balik isu pemerkosaan yang merajalela :

1. Polisi Perempuan Sedikit
Perempuan lebih mungkin melaporkan kejahatan seksual jika ada petugas polisi perempuan. India secara historis memiliki persentase polisi wanita yang jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara Asia lainnya.

Di New Delhi, hanya 7% petugas polisi adalah perempuan, dan mereka sering diberi posisi tidak penting yang tidak melibatkan tugas patroli, menurut Times of India . Dari 161 kantor polisi distrik di Delhi, hanya satu yang memiliki petugas kantor polisi perempuan.

Ketika perempuan melaporkan tuduhan pemerkosaan kepada polisi laki-laki, mereka sering kali direndahkan.

2. Gaya Pakaian Masih Disalahkan
Di India ada kecenderungan untuk berasumsi bahwa korban kekerasan seksual yang melakukan hal tersebut. Dalam survei terhadap hakim di India pada tahun 1996, ada sebesar 68% responden mengatakan bahwa pakaian yang provokatif merupakan ajakan untuk melakukan pemerkosaan.

3. Kekerasan dalam rumah tangga : 
India sebagai salah satu negara terburuk di dunia untuk perempuan, sebagian karena kekerasan dalam rumah tangga di sana sering dianggap sebagai hal yang wajar. Laporan UNICEF pada tahun 2012 menemukan bahwa 57% anak laki-laki India dan 53% anak perempuan berusia antara 15 dan 19 tahun berpendapat bahwa pemukulan terhadap istri adalah hal yang wajar.

Survei kesehatan keluarga nasional baru-baru ini juga melaporkan bahwa sejumlah besar perempuan menyalahkan diri mereka sendiri atas pemukulan yang dilakukan oleh suami mereka.

4. Mendorong korban pemerkosaan untuk berkompromi
Korban pemerkosaan sering kali didorong oleh tetua desa dan dewan marga untuk “berkompromi” dengan keluarga tersangka dan membatalkan tuntutan atau bahkan menikah dengan pelaku penyerangan. Kompromi tersebut bertujuan untuk menjaga perdamaian di antara keluarga atau kelompok marga. Terlebih lagi, prospek pernikahan anak perempuan pada akhirnya dianggap lebih penting daripada membawa pemerkosa ke pengadilan.

5. Sedikit hukuman
Untuk kasus pemerkosaan yang dilaporkan, tingkat hukuman di India tidak lebih dari 26% . Juga tidak ada undang-undang yang mengatur pelecehan seksual rutin sehari-hari, yang secara halus disebut "ejekan malam". Pengesahan rancangan undang-undang kekerasan seksual yang baru telah tertunda selama tujuh tahun.