<p>Gedung milik PT Waskita Karya (Persero) Tbk. / Id.pinterest.com</p>
Industri

Baru 57,6 Persen dari Target, Kontrak Waskita Karya Rp15 Triliun

  • Emiten konstruksi pelat merah PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) baru mendapatkan nilai kontrak baru hingga Oktober 2020 sebesar Rp15 triliun, atau 57,6% dari target sampai dengan akhir tahun ini sebesar Rp26 triliun.

Industri

Sukirno

Sukirno

Author

JAKARTA – Emiten konstruksi pelat merah PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) baru mendapatkan nilai kontrak baru hingga Oktober 2020 sebesar Rp15 triliun, atau 57,6% dari target sampai dengan akhir tahun ini sebesar Rp26 triliun.

Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan nilai kontrak baru tersebut berasal dari proyek pengembangan bisnis, pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan swasta. Total kontrak yang dikelola sampai akhir 2020 sebesar Rp65 triliun.

“Waskita juga terus berusaha mendapatkan proyek-proyek baru agar ke depan menjadi berimbang antara pengembangan bisnis (investasi) dengan proyek-proyek eksternal,” ujar Destiawan dilansir Antara, Senin, 23 November 2020.

Destiawan menyampaikan proyek-proyek eksternal tersebut di antaranya berasal dari pemerintah, BUMN, swasta, dan luar negeri. Hal itu dilakukan untuk memperkuat arus kas dengan target bisa menyumbang 50% terhadap total kontrak baru setiap tahun.

“Proyek yang sifatnya langsung dari eksternal sangat dibutuhkan untuk mendanai fixed cost perseroan setiap tahun,” kata dia.

Dia mengatakan, saat ini Waskita juga sedang menyiapkan strategi restrukturisasi utang. Strategi pertama emiten bersandi saham WSKT tersebut adalah menyelesaikan permasalahan arus kas akibat mundurnya rencana divestasi sebagai dampak wabah COVID-19 serta alokasi anggaran pemerintah yang diprioritaskan untuk penanganan COVID-19.

“Yang kedua, menjalankan restrukturisasi utang-utang bertenor pendek menjadi tenor panjang, khususnya untuk investasi tol sehingga dapat melonggarkan kredit untuk kepentingan proyek-proyek eksternal,” katanya.

Jalan tol / Waskita.co.id
Jual Tol

Strategi BUMN Karya ini berikutnya adalah divestasi beberapa ruas tolnya. Divestasi itu bisa dalam bentuk penjualan seluruh kepemilikan sahamnya di sebuah konsesi ruas tol atau bisa juga melalui reksa dana penyertaan terbatas (RDPT).

“Kami tetap melanjutkan rencana divestasi setidaknya empat ruas tol dalam waktu dekat. Akibat pandemi COVID-19 pelaksanaannya mundur dari target semula dan kami terus berusaha untuk bisa segera teratasi,” tuturnya.

Destiawan menambahkan, perusahaan juga akan terus meningkatkan human capital untuk menunjang program pengembangan perusahaan. Peningkatan tersebut, kata dia, dilaksanakan dengan berlandaskan budaya Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif atau Akhlak.

“Strategi tersebut bertujuan meningkatkan inovasi dan kreasi seluruh insan Waskita Karya,” kata Destiawan.

Dia menjelaskan, perseroan juga sudah mempunyai aplikasi Waskita Integrated Digital Enterprise (WIDE). WIDE merupakan kompilasi beberapa aplikasi teknis seperti Waskita Aplication Vendor Excellence (WAVE) dan Waskita Employee Self Service Tecnology (WEST). Kemudian, Waskita Enterprise Risk management (WARM) dan Waskita Equipment Log and list (WELL). Selanjutnya, Whistle Blowing System (WBS), QHSE Application, Project Monitoring System (PROMIS), dan implementasi software Enterprise Resource Planning (ERP) dengan platform SAP S/4 HANA. (SKO)