<p>Menteri Keuangan, Sri Mulyani saat hadir pada Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 2 September 2020. Raker tersebut membahas asumsi dasar Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Nasional

Baru Capai Rp80,79 triliun per 13 Mei, Realisasi Anggaran PC PEN Masih Perlu Digenjot

  • Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyampaikan terkait perkembangan realisasi anggaran Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC PEN). Tercatat sampai dengan 13 Mei 2022, realisasi PC PEN sebesar Rp80,79 triliun atau 17,73% dari alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (ABPN) sebesar Rp455,62 triliun.

Nasional

Desi Kurnia Damayanti

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyampaikan terkait perkembangan realisasi anggaran Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC PEN). Tercatat sampai dengan 13 Mei 2022, realisasi PC PEN sebesar Rp80,79 triliun atau 17,73% dari alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (ABPN) sebesar Rp455,62 triliun.

Kemudian dirinya juga menjelaskan secara rinci mengenai pembagiannya. Realisasi PC PEN dari sisi penanganan kesehatan sebesar Rp15,21 triliun. Jumlah ini digunakan untuk pembayaran klaim pasien sebesar Rp11,6 triliun, insentif tenaga kesehatan Rp1,59 triliun, insentif perpajakan kesehatan sebesar Rp1,2 triliun, dan penanganan COVID-19 melalui dana desa sebesar Rp800 miliar.

“Untuk penanganan kesehatan Rp15,21 triliun ini lebih rendah atau sangat rendah dibandingkan alokasi anggarannya. Semoga ini masih bisa dijaga dengan tidak terjadi outbreak dari pandemi lagi,” kata Menkeu.

Kemudian wanita yang akrab dipanggil Ani ini menambahkan adanya realisasi perlindungan masyarakat sebesar Rp51,09 triliun. Jumlah ini direalisasikan untuk 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) melalui Program Keluarga Harapan (PKH) sebesar Rp14,24 triliun.       

Realisasi selanjutnya yakni pembagian Kartu Sembako sebesar Rp18,8 triliun. Kartu sembako ini diberikan kepada 18,8 juta masyarakat yang menerima KPM. Kemudian, Bantuan Langsung Tunai (BLT) minyak goreng untuk 20,3 juta orang realisasinya sebesar Rp6,1 triliun.

BLT Desa sebesar Rp8 triliun untuk 6,5 juta keluarga, Bantuan Tunai Pedagang Kaki Lima dan Warung (BT-PKLW) sebesar Rp1,6 triliun untuk 991 ribu PKL dan 880 ribu nelayan, serta Kartu Pra Kerja sebesar Rp2,4 triliun bagi 665,6 ribu orang.

Selain itu jika dilihat dari sisi penguatan pemulihan ekonomi, realisasinya sebesar Rp14,48 triliun. Jumlah ini dipakai untuk program pariwisata sebesar Rp190 miliar dan untuk Information and Communication Technology (ICT) sebanyak Rp850 miliar.

Tidak hanya itu, dukungan untuk para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) juga diberikan. penyalurannya berupa subsidi bunga dan Imbal Jasa Penjaminan (IJP) sebesar Rp8,14 triliun, dan insentif perpajakan sebesar Rp5,2 triliun.

“Untuk pemulihan ekonomi dengan ekonominya sudah mulai kuat, harapnya akan peranan APBN menjadi jauh lebih menurun karena kegiatan ekonomi masyarakat dan dunia usaha sudah mulai pulih,” tutup Ani.