<p>Manajemen PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. tengah melakukan rebranding menjadi SIG. / Facebook @semenindonesiagroup</p>
Industri

Baru Diakuisisi, Semen Indonesia Jual 15% Saham SMCB ke Jepang Rp3,4 Triliun

  • Emiten pelat merah PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) resmi menjual 15% saham PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. (SMCB) kepada Taheiyo Cement Corporaion (TCC) dari Jepang senilai Rp3,4 triliun.

Industri

Ananda Astri Dianka

Emiten pelat merah PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) resmi menjual 15% saham PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. (SMCB) kepada Taheiyo Cement Corporaion (TCC) dari Jepang senilai Rp3,4 triliun.

Padahal, Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) semen itu baru saja mengakuisisi saham SMCB yang sebelumnya bernama Holcim Indonesia. SMGR mengakuisisi 6,18 miliar setara 80,64% saham SMCB dengan nilai Rp25,78 triliun pada November 2018.

Akuisisi 15% TCC terhadap saham ini bernilai 25 miliar yen atau US$220 juta setara dengan Rp3,4 triliun. Hal ini menindaklanjuti kesepakatan awal untuk melakukan investasi dan kerja sama strategis yang meliputi rencana investasi TCC di SMCB, ekspor ke TCC, dan kemitraan dengan TCC.

Nantinya, rencana pelaksanaan investasi TCC akan melalui rights issue atau peningkatan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Namun, manajemen Solusi Bangun Indonesia harus mendapatkan restu dari rapat umum pemegang saham (RUPS) terlebih dahulu.

Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia Vita Mahreyni mengatakan telah terjadi penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) pada Selasa, 21 April 2020. Pendandatanganan MoU dilakukan oleh SMCB, SMGR, dan TCC terkait kesepakatan awal kerja sama strategis dan kemitraan.

“MoU ini hanya merupakan kesepakatan awal bagi para pihak, sehingga MoU yang telah ditandatangani dan seluruh rencana di dalamnya masih akan tunduk kepada dokumen-dokumen transaksi atau perjanjian definitif terkait yang akan dibuat para pihak serta tunduk pada seluruh persyaratan di dalamnya dan peraturan yang berlaku,” kata dia dalam laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dipublikasikan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu, 22 April 2020.

Senada, Sekretaris Perusahaan SMCB Andika Lukmana menyebut dalam nota kesepahaman juga dijelaskan bahwa klausul ekspor perseroan ke TCC akan diatur dalam perjanjian definitif yang akan menyusul setelah ini.

Adapun kemitraan antara ketiga belah pihak akan terkait kerja sama dalam hal penelitian, pengembangan, dan teknologi sehubungan dengan kegiatan produksi perseroan masing-masing.

Sepanjang periode 2019, SMCB meraup pendapatan Rp11,05 triliun, naik 6,55% dari tahun sebelumnya Rp10,37 triliun. Perseroan berhasil meraup laba Rp499,05 miliar pada 2019, dari sebelumnya rugi hingga Rp827,98 miliar.

Per akhir Desember 2019, saham SMCB digenggam oleh SMGR sebanyak 98,31%. Sisanya sebanyak 1,69% saham SMCB dimiliki oleh publik.

Pada perdagangan Selasa, 24 April 2020, saham SMCB ditutup melonjak 24,55% sebesar 205 poin ke level Rp1.040. Kapitalisasi pasar saham SMCB mencapai Rp7,9 triliun dengan imbal hasil negatif 43,78% dalam setahun terakhir.

Gara-gara lonjakan yang tajam itu, saham SMCB pun mengalami auto reject atas (ARA) berdasarkan regulasi auto rejection simetris. Dalam kebijakan auto rejection simetris, batas atas dan batas bawah memiliki besaran yang sama di setiap fraksi harga.

Rinciannya, kelompok harga saham di rentang Rp50-Rp200 memiliki batas atas dan batas bawah 35%, rentang harga Rp200-Rp5.000 berbatas atas dan berbatas bawah 25%, dan rentang harga di atas Rp5.000 memiliki batas atas dan batas bawah sebesar 20%.

Kisah Akuisisi

Pada 31 Januari 2019, terjadi transaksi pengalihan 80,64% saham PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. (SMCB) yang kala itu masih bernama PT Holcim Indonesia Tbk. Jumlahnya 6,18 miliar saham SMCB pada harga Rp2.097 per lembar sehingga totalnya Rp12,53 triliun.

Hari itu merupakan eksekusi pengalihan kepemilikan saham SMCB dari Holderfin BV dan investor asing lain kepada BUMN Semen Indonesia. BNI Sekuritas bertindak selaku broker pembeli dan HSBC Sekuritas Indonesia yang menjadi broker penjual.

Tidak hanya Holderfin BV yang melepas saham dalam SMCB, sedangkan sebesar 15,60% saham Holcim Indonesia per akhir Desember 2018 dimiliki oleh pemodal asing lainnya.

Nilai akuisisi 80,6% saham SMCB dari LafargeHolcim mencapai US$1,7 miliar setara Rp25,7 triliun seperti dipublikasikan di laman resmi LafargeHolcim pada 12 November 2018. Aset Holcim Indonesia yang dilepas kepada Semen Indonesia adalah semua yang dimiliki LafargeHolcim, yakni terdapat empat pabrik semen, 33 pabrik semen siap jadi, dan dua tambang batu kapur.

Sepanjang tahun buku 2019, pendapatan konsolidasi Semen Indonesia (SMGR) mencapai Rp40,36 triliun, melonjak 31,5% dari tahun sebelumnya Rp30,68 triliun. Namun, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk merosot 22,2% dari Rp3,47 triliun menjadi Rp2,31 triliun.

Pada perdagangan Rabu, 22 April 2020, saham SMGR ditutup melejit 16,95% sebesar 1.000 poin ke level Rp6.900 per lembar. Kapitalisasi pasar SMGR mencapai Rp40,92 triliun dengan imbal hasil negatif 48,87% dalam setahun terakhir. (SKO)