Pada Rabu, 7 Februari 2024, jam perdagangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka dalam rangka pencatatan perdana saham PT Topindo Solusi Komunika Tbk (TOSK) di papan pengembangan BEI.
Korporasi

Baru IPO, Emiten Teknologi Topindo (TOSK) Ungkap Strategi Kerek Laba Usaha

  • PT Topindo Solusi Komunika Tbk (TOSK) langsung tancap gas menyusun sejumlah strategi guna mengerek margin usaha dan laba ke depan.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Belum lama ini melaksanakan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), startup atau perusahaan rintisan PT Topindo Solusi Komunika Tbk (TOSK) langsung tancap gas menyusun sejumlah strategi guna mengerek margin usaha dan laba ke depan. 

Asal tahu saja, perusahaan rintisan atau startup di bidang teknologi ini resmi melantai di BEI pada 7 Februari 2024. TOSK mematok harga IPO sebesar Rp125 dengan menawarkan 875 juta saham. Dengan demikian, perseroan meraih dana segar sebesar Rp109,37 miliar. 

Dengan pendapatan stabil sekitar Rp2,5 triliun per tahun, CEO TOSK Seiko Manito mengungakapkan rencana untuk meningkatkan margin usaha dan laba bersih perseroan,  yakni melalui kombinasi produk yang seimbang antara produk digital dan nondigital, khususnya FMCG.

Ia menjelaskan bahwa meskipun produk digital selama ini memberikan volume pendapatan yang besar dan stabil, namun dari segi margin laba cukup rendah. Sementara itu, produk nondigital memberikan margin laba yang lebih tinggi, namun memerlukan upaya ekstra karena membutuhkan infrastruktur dan logistik yang besar.

“Dengan IPO ini diharapkan perseroan dapat memperkuat lini bisnis nondigital dalam lima tahun ke depan. Diharapkan TOSK dapat meraih pertumbuhan pendapatan 256% pada 2028 dibandingkan dengan 2023.” ujar Seiko dalam keterangan tertulis, dikutip pada Senin, 12 Februari 2024. 

Ini berarti rata-rata Pertumbuhan Tahunan Teragregat (CAGR) mencapai 30% setiap tahun, dengan tujuan mencapai komposisi penjualan nondigital sekitar lebih dari 6%, dibandingkan dengan kurang dari 1% pada tahun 2023.

Pada sisi lain, lanjut Seiko, perusahaan juga menargetkan peningkatan marjin laba bersih yang berasal dari gabungan penjualan produk digital, non-digital, dan efisiensi operasional. 

Asal tahu saja, pada sesi perdagangan pertamanya, saham TOSK berhasil ditutup dengan kenaikan sebesar 4%, mencapai level Rp130. 

Bahkan, saham yang menggunakan kode emiten TOSK menjadi saham yang paling aktif diperdagangkan, dengan volume mencapai 2,24 miliar lembar dan nilai transaksi lebih dari Rp283 miliar. 

Sebagai catatan, saham TOSK meruapakan  salah satu yang termasuk dalam sektor teknologi memiliki Price to Earning Ratio (PER) sebesar 160,97 kali, sementara rasio price to sales mencapai 0,19%. 

Diketahui PER TOSK masih lebih tinggi dibandingkan dengan emiten lain di pasar modal, seperti BELI (15,28 kali), BUKA (28,27 kali), GOTO (9,28 kali), UVCR (18,49 kali), HDIT (15,26 kali), KIOS (22,41 kali), dan DIVA (-0,72 kali).