Baru Listing, Saham Indo Pureco Pratama (IPPE) Sentuh ARA, Lompat 35%
- PT Indo Pureco Pratama Tbk (IPPE) yang resmi mencatatkan saham perdananya (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Kamis, 9 Desember 2021, mendapatkan hasil yang manis dengan kenaikan harga saham hingga 35% atau menyentuh auto reject atas (ARA).
Pasar Modal
JAKARTA – PT Indo Pureco Pratama Tbk (IPPE) yang resmi mencatatkan saham perdananya (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Kamis, 9 Desember 2021, mendapatkan hasil yang manis dengan kenaikan harga saham hingga 35% atau menyentuh auto reject atas (ARA).
Berdasarkan data RTI, saham milik IPPE memulai debutnya dengan sempat turun ke Rp94 pada awal perdagangan, namun lekas bangkit dan terus naik hingga pada pukul 09:11 WIB mencapai 35% setara dengan Rp135 per lembar.
Saham IPPE terus bertahan di level tertingginya, jauh di atas harga Initial Public Offering (IPO) sebesar Rp100 per lembar saham, dan terus bertahan di zona hijau hingga penutupan pasar sesi kedua.
Berdasarkan hasil penawaran umum dari tanggal 02 Desember - 07 Desember 2021, saham IPPE mengalami oversubscribed 19,11 kali dari penawaran pooling.
Berdasarkan data BEI dengan bergabungnya IPPE, maka perseroan merupakan emiten ke-51 yang tecatat di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2021. Berikut debut perdana beserta kinerja keuangan IPPE yang listing hari ini:
Harga IPO: Rp100
Rentang Harga Debut Perdana: Rp94 - Rp135
Harga Penutupan Debut Perdana: Rp135 (+35%)
Penjualan Per Agustus 2021: Rp17.770.838.000
Laba Bersih Per Agustus 2021: Rp1.868.987.000
Perusahaan Tercatat ke: 51 pada Tahun 2021
Pencatatan Saham: Papan Pengembangan
Sektor/subsektor: Consumer Non-Cyclicals / Food & Beverage
Industri/Sub Industri: Agricultural Products / Plantations & Crops
Kapitalisasi Pasar: Rp460.000.000.000
Rencana Penggunaan Dana IPO
Indo Pureco Pratama, perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan minyak buah kelapa, meraup dana Rp100 miliar dari IPO 1 miliar saham dengan harga penawaran Rp100 per saham.
Rencana penggunaan dana yang diperoleh dari IPO tersebut, sekitar 40,83% dari dana IPO akan digunakan untuk belanja modal dan sisanya sekitar 39,11% dari dana IPO akan digunakan untuk modal kerja.
Syahmenan, Direktur Utama Perseroan menjelaskan, penggunaan dana dari perolehan penawaran umum yang digunakan untuk belanja modal di antaranya sekitar 40,83% digunakan untuk pembelian mesin-mesin untuk pabrik CCO (Crude Coconut Oil), RBD (Refined Bleaching Deodorised), VCO (Virgin Coconut Oil), dan Packaging.
Lalu, sekitar 34,84% digunakan untuk pembangunan pabrik (pendirian baru dan perluasan), dan selanjutnya sekitar 24,33% digunakan untuk pembelian tangki stock.
“Sedangkan, penggunaan modal kerja digunakan untuk pembelian bahan baku, operasional kantor, perizinan, transportasi, biaya produksi, dan operasional lainnya," lanjut Syahmenan dalam keterangan resmi, Kamis, 9 Desember 2021.
Perseroan didirikan pada tanggal 20 Maret 2019 dan melakukan penjualan secara komersial pada bulan Mei 2019 dengan produk Virgin Coconut Oil (VCO). Pabriknya berlokasi di Batununggul 1 Balimbing, Kecamatan Pagaden Barat, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat.
Produk yang dihasilkan oleh perseroan adalah sebagai berikut: Virgin Coconut Oil (VCO), Pure Coconut Oil (PCO), Crude Coconut Oil (CCO), dan Copra Meal (CM).
Perseroan memiliki satu Entitas Anak yaitu PT Agrindo Lestari Jaya yang memiliki aset lahan berupa tanah seluas 13.587 ha yang berlokasi di Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah yang akan diperuntukkan sebagai lahan perkebunan kelapa untuk menopang kebutuhan bahan baku.