Batal Konsolidasi Aset, Dirut PGE Ungkap Fakta Baru Soal Geo Dipa
- Pasalnya, Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Ahmad Yuniarto mengungkapkan, PGE tengah fokus dengan kegiatan unlock value dan pengembangan panas bumi serta rencana IPO yang tengah dilakukan dalam waktu dekat
Nasional
JAKARTA - Rencana Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk menggabungkan anak-anak usaha milik PT Pertamina (Persero), PT (PLN) dan termasuk PT Geo Dipa Energi terancam batal.
Pasalnya, Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Ahmad Yuniarto mengungkapkan, PGE tengah fokus dengan kegiatan unlock value dan pengembangan panas bumi serta rencana IPO yang tengah dilakukan dalam waktu dekat.
"Terkait konsolidasi dengan Geo Dipa, kami selalu mengikuti arahan dari program-program stakholder, dalam hal ini Kementerian BUMN untuk program konsolidasi untuk sementara tidak dilanjutkan lebih dahulu," katanya dalam acara Press Conference Penawaran Umum Perdana Saham PGE Tbk di Jakarta, Rabu, 1 Februari 2023.
- Pasar Menyambut Perlambatan Suku Bunga The Fed, Rupiah Dibuka Menguat 100 Poin
- Sudah 5 Bulan Kapal Induk Ini Terkatung-katung di Tengah Lautan
- Kenaikan Suku Bunga The Fed Sesuai Ekspektasi, Kripto Bitcoin dkk Melesat Naik
Ahmad mengatakan, PGE memiliki peran besar dalam mengelola gas di Indonesia, hingga saat ini PGE mengelola 13 wilayah kerja panas bumi (WK) yang tersebar di 6 area denga kapasitas terpasang mencapai 672 MW yang diolah sendiri. Lalu sebanyak 1.205 MW dikelola melalui kontrak operasi bersama atau joint operation contract.
Adapun kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkontribusi sekitar 82% dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi emission avoidance CO2 sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun.
Pemanfaatan yang dilakukan oleh PGE dari energi geothermal telah berhasil membuat 2.085.000 rumah di Indonesia teraliri listrik. Pertamina Geothermal Energy juga berambisi meningkatkan basis kapasitas terpasangnya dari 672 MW saat ini menjadi 1.272 MW pada tahun 2027. Langkah ini sejalan dengan misi menjadi perusahaan energi ramah lingkungan terkemuka.
Pada akhir 2022, Erick Thohir mencatat rencana merger atau penggabungan anak usaha kedua BUMN itu masih dalam tahap pembahasan. Penggabungan tersebut akan dilakukan usai PGE melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Erick menegaskan proses merger bisa dilakukan bila adanya perbaikan kinerja anak usaha PLN dan Pertamina. Ia menilai konsolidasi anak usaha atau sub holding Pertamina dan PLN yang bergerak di sektor geothermal dengan Geo Dipa akan memperkuat pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dalam sektor geothermal.