Karyawan mengambil gambar layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu, 29 September 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Pasar Modal

Batavia Prosperindo Sekuritas Minggat dari Bursa, Mau Fokus Bisnis AM

  • PT Batavia Prosperindo Sekuritas (BZ) akan menutup bisnis perantara perdagangan efek (pialang saham).

Pasar Modal

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – PT Batavia Prosperindo Sekuritas (BZ) akan menutup bisnis perantara perdagangan efek (pialang saham). Hal ini menyusul rencana perusahaan yang akan mengembalikan Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB) kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).

Melansir pengumuman yang dirilis Batavia Sekuritas, pihaknya akan menyerahkan secara sukarela SPAB dengan nomor SPAB-220/JATS/BEI.ANG/08-2020 yang diterbitkan pada 24 Agustus 2020. Artinya, Batavia Sekuritas hanya bertahan sekitar 1 tahun di Bursa.

"Dengan rencana penyerahan SPAB secara sukarela tersebut, maka nantinya perusahaan tidak lagi memberikan layanan jasa transaksi perdagangan efek,” tulis pengumuman tersebut, dikutip Jumat, 8 Oktober 2021.

Sejalan dengan rencana tersebut, Batavia Sekuritas mengimbau nasabahnya untuk mengajukan pemindahan efek dan dananya paling lambat pada 15 Oktober 2021. Merujuk data terakhir, perusahaan memiliki nilai modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) sekitar Rp30,59 miliar.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Laksono W. Widodo mengungkapkan alasan dibalik rencana minggatnya Batavia Sekuritas menjadi salah satu broker di bursa. Di mana, entitas tersebut akan fokus ke bisnis asset management (AM).

“Batavia Group akan lebih fokus ke bisnis asset management mereka, sehingga mereka merasa perlu untuk mengembalikan bisnis perdagangan saham mereka,” ujarnya kepada wartawan, dikutip Jumat, 8 Oktober 2021.

Meskipun begitu, Laksono memastikan bahwa bisnis broker saham di Tanah Air masih sangat menjanjikan. Mengingat, jumlah rekening efek masih lebih rendah dibandingkan dengan jumlah penduduk.

“Namun kompetisi di bisnis sekuritas juga semakin meningkat sehingga membutuhkan komitmen dan modal yang cukup besar untuk pengembangan sistem,” ucap dia.